Hidup Bukan Hanya Urusan Perut
Demikian sebuah buku berjudul sama yang ditulis oleh Prie GS, budayawan dan penulis esai dari Semarang. Nah, talkshow bersama Prie GS ini akan digelar di Gramedia Pandanaran, Semarang.
Catat tanggal dan harinya: Senin, 24 Februari 2008 Jam 19.00 WIB
Temukan refleksi budaya yang rileks, berisi, dan penuh guyonan bersama Prie GS.
Daniel Kehlmann lahir 13 Januari 1975 di Munich. Kehlmann adalah seorang penulis yang berbahasa Jerman. Ia memiliki dua kewarganegaraan: Jerman dan Austria. Karyanya Measuring the World (2006) adalah novel berbahasa Jerman yang mencapai penjualan yang terbesar setelah Patrik Suskind menulis Perfume yang dirilis pada 1985. Karya Kehlmann ini terpengaruh gaya realisme magis Amerika Selatan. Novel Measuring the World ini mendapat penghargaan Heimito von Doderer.
Kehlmann lahir dari anak seorang direktur televisi bernama Michael Kehlmann. Ia pindah ke Vienna saat usia enam tahun. Semasa kuliah Kelhmann berminat pada bacaan filsafat dan sastra sebelum menyelesaikan gelar doktoral.
Pada tahun 1997, Kehlmann menyelesaikan novel pertamanya, Beerholms Vorstellung, ketika ia masih sekolah. Ia juga menulis sejumlah resensi dan esai saat kuliah, dan menyumbang untuk beberapa majalah: Süddeutsche Zeitung, Frankfurter Rundschau, Frankfurter Allgemeine Zeitung, dan Literaturen.
Pada 2001, Kehlmann menjadi dosen tamu untuk mengajar puisi di Universitas Johannes Gutenberg di Mainz. Pada musim dingin 2005/2006, Kehlmann memegang jabatan dosen untuk puisi di FH Wiesbaden, dan 2006/2007, ia memegang jabatan dosen puisi di Universitas Gottingen. Daniel Kehlmann adalah anggota dari Mainzer Akademie der Wissenschaften und der Literatur.
dari: Wikiepedia
Camilan biasa hadir bersanding suasana santai dengan secangkir teh hangat. Terkadang dengan camilan, obrolan antar sahabat pun bisa lebih cair dan terasa menyenangkan. Camilan pun biasa menemani kita di saat bekerja atau sedang dalam perjalanan. Ya, camilan selalu hadir di manapun dan kapanpun, terutama bagi para penghobi ngemil.
Segunung sarung tangan di atas meja rapat. Kiranya ada 424 pasang jumlah sarung tangan. Dari berbagai merek dan pabrik, serta dengan beragam harga. Sepasang sarung tangan yang sejenis ditemukan dengan perbedaan harga: 3.22 dolar dan satunya 10.55 dolar. Semua eksekutif di perusahaan itu terperangah dan kaget dengan pemandangan ini. Semua kehilangan kata-kata dengan kejadian langka ini.
Read More
John P. Kotter adalah lulusan dari MIT dan Havard. Ia bergabung dengan Harvard Business School dalam tahun 1972. Pada tahun 1980, saat berusia 33 tahun ia meraih gelar profesor penuh.
Kotter adalah penulis buku-buku John P. Kotter on What Leaders Really Do (1999), Matsushitta Leadership (1997), Leading Change (1996), The New Rules (1995), Corporate Culture and Performance (1992), A Force for Change (1990), The Leadership Factor (1988), Power and In uence (1985), The General Managers (1982), dan lima buku lain yang diterbitkan di tahun 1970-an. Buku-bukunya sudah diterjemahkan ke delapan puluh bahasa, dan telah terjual dua juta kopi. Ia juga telah membuat dua video ekskutif, Leadership (1991) dan Corporate Culture (1993), dan CD ROM edukatif (1998) berdasarkan bukunya, Leading Change.
Artikel-artikelnya di Harvard Business Review telah terjual satu setengah juta kopi.
Penghargaan-penghargaan yang telah diterimanya, antara lain Exxon Award for Innovation untuk Graduate Business School Curriculum Design dan Jonson, Smith & Knisely Award untuk New Perspectives in Business Leadership. Pada tahun 1996, Leading Change diakui sebagai #1 management book of the year oleh Management General dan di tahun 1998, Mashushita Leadership memenangkan Financial Times/Booz* Allen & Hamilton Global Business Book Award untuk kategori biografi/autobiografi. Pada bulan Oktober 2001, majalah Business Week memilih Kotter sebagai the #1 leadership guru di Amerika berdasarkan survey yang mereka lakukan di 504 perusahaan.
Kotter bertempat tinggal di Cambridge, Massachusetts dan di Ashland, New Hampshire bersama istrinya, Nancy Dearman, dan anak-anak mereka, Caroline dan Jonathan. Ia bisa dihubungi di alamat e-mail jkotter@hbs.edu
Bagi Anda yang tidak alergi masakan laut, berburu seafood bisa menjadi alternatif untuk berwisata kuliner secara rutin. Tinggal pilih, Anda bisa menyusuri cita rasa masakan laut ala kaki lima hingga versi restoran seafood. Misalnya, tenda seafood Baruna di Jalan Wijaya I Jakarta Selatan yang memiliki menu istimewa cumi bakar dan baronang bakar. Atau Seafood Babe Naseri di daerah Depok yang menyajikan Bawal dan Gurame Bakar.
