Dewasa ini rasanya sulit sekali menghindari stres. Tapi, jika dikelola dengan benar, stres justru dapat membantu kita untuk hidup dengan lebih tenang. Mengapa begitu? Karena, dapat dikatakan, stres merupakan “alarm” untuk mengingatkan bahwa ada yang salah dengan cara kita menggunakan badan dan pikiran kita.

Mungkin kita kurang bijak mengatur waktu. Mungkin kita terlalu memaksakan otak untuk melakukan tugas di luar kapasitasnya. Mungkin kita membuat badan kita bekerja dan tak memberinya kesempatan untuk beristirahat. Jadi, jika stres mulai melanda, hanya satu obatnya: terapkan mindfulness.

Banyak yang beranggapan bahwa meditasi dan mindfulness merupakan aktivitas “mengosongkan pikiran”. Padahal, sebenarnya mindfulness justru merupakan latihan yang membuat kita sadar akan keberadaan kita di sini, saat ini. Jadi, pikiran kita tidak melayang ke mana-mana, tetapi lebih fokus kepada hal-hal yang merupakan prioritas.

Inilah yang diterapkan oleh Adjie Silarus, praktisi mindfulness lulusan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. Dalam berbagai seminarnya, dia selalu mengungkapkan pentingnya keselarasan tubuh dan pikiran. Pendiri Sukhacitta ini juga menyampaikan bahwa mindfulness dapat membantu kita menciptakan kebahagiaan, serta mengubah sepi menjadi damai dan tenang.

Jika kita sudah mampu menerapkan mindfulness dengan baik, dijamin kita juga dapat mengelola rasa gelisah, depresi, maupun stres. Kualitas hidup dan produktivitas kerja pun meningkat. Untuk itu, Adjie Silarus akan segera meluncurkan buku terbarunya yang berjudul Sadar Penuh, Hadir Utuh. Dengah hadirnya buku ini, diharapkan “virus” mindfulness semakin luas tersebar sehingga lebih banyak orang dapat menciptakan kebahagiaan masing-masing.

 

Foto oleh: unsplash.com (Jeff Sheldon)