Melanie Henderson bermimpi menjadi penulis. Tetapi hingga di usianya yang ke-16 tahun, ia belum pernah keluar dari kota asalnya, California. Tempat di mana ia menghabiskan rutinitas harian dengan menjaga adik-adiknya dan memperjuangkan isu-isu favoritnya.

Suatu hari, Mel—begitu ia biasa disapa—mendapat panggilan magang di sebuah majalah bertaraf internasional yang paling keren, paling top, dan paling fresh yang pernah ada di New York City. Dengan senang hati, ia pun menerima tawaran itu. Meski ia harus berkutat di dunia yang sebelumnya tidak pernah ia pedulikan, yakni fashion.

Sebelum ia bisa bilang “deadline”, Mel tiba-tiba saja sudah naik pesawat menuju New York City yang hebat dan menyenangkan. Berada di penerbangan kelas satu pun menjadi hal yang sangat baru bagi Mel. Selain bisa menyicipi Champagne untuk kali pertama, Mel pun berkenalan dengan seorang pria keren bernama Quinn.

Namun, saking banyaknya meminum Champagne, Mel terlambat sampai di kantor barunya. Tentu hal itu menjadi awal yang kurang baik bagi dirinya. Nggak cuma itu, Mel pun terkejut saat mengetahui bahwa Quinn adalah salah satu Redaktur di Flirt.

Di New York, Mel bertemu dengan tiga orang teman baru yang datang dari negara berbeda. Pertama, Alexa, seorang cewek jahil asal Argentina yang sangat energik. Kedua, Olivia, cewek berkebangsaan Inggris kelas tinggi dengan beban berat di pundaknya. Dan terakhir, Kiyoko, anak seorang diplomat Jepang yang pernah tinggal di banyak negara.

Mereka berempat pun berteman baik. Susah senang magang di Flirt mereka rasakan bersama. Apalagi saat Mel mengalami tekanan dari atasannya, Josephine Bishop. Ketiga sahabatnya itu, saling bahu membahu untuk menolongnya.

Bagaimana kelanjutan kisah Mel dan ketiga temannya selama magang di Flirt? Apakah sikap Bishop akan selalu keras terhadap Mel? Dan, apakah Mel mampu membuat artikel yang bisa dibanggakan oleh Bishop?

Temukan jawabannya dalam buku Flirt karya Nicole Clarke yang diterbitkan oleh TransMedia.