Anda perlu merenung jika selama dalam berbisnis kurang berimajinasi dan kurang kreatif dalam melihat peluang. Terutama apabila bisnis yang Anda jalankan tidak memiliki landasan filosofis. Luangkan waktu Anda untuk menyimak petuah bisnis bertenaga dari Salim Kartono dalam buku terbarunya Crisis to Win.

Buku Crisis to Win tak sekadar memberikan motivasi dalam menjalani kehidupan berbisnis yang sarat peluang dan risiko. Lebih dari itu, banyak makna mendalam dan bijak yang patut kita petik dari seorang pebisnis sukses yang berpengalaman 30 tahun menjadi entrepreneur. Setidaknya inilah ilmu bisnis yang coba dibagikan oleh Salim Kartono, seorang CEO DRTV Group.  

Semua konsep berbisnis yang ditularkan Salim dalam buku terbitan Transmedia ini banyak menebarkan taktik dan strategi memetakan persoalan bisnis. Semuanya berangkat dari diri sendiri yang diturunkan dalam konsep dan perenungan, serta dilanjutkan dengan aksi nyata. Nampak sederhana, namun penuh makna.

Seperti yang dituliskan Salim dalam halaman lima. Ia menggambarkan dinamika seorang entrepreneur dalam tiga elemen: cause (sebab), consequenses (konsekuensi), dan cure (obat). Cause adalah alasan si entrepreneur tertantang untuk membangun bisnis. Consequenses adalah akibatnya yang harus dilakukan oleh entrepreneur untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Selanjutnya, cure adalah cara si entrepeneur menempa diri menjadi ‘pemenang’.

Selain itu Salim Kartono juga mengatakan, seorang winning enterpreneur harus piawai membaca dan mengantisipasi setiap revolusi yang terjadi di dalam industri. Ia mencontohkan bagaimana revolusi iphone dan ipod yang menjadi pelatuk terjadinya revolusi di industri musik (hlm 7).

Seperti testimoni James Gwee dalam pengantar buku ini, tulisan Salim Kartono mendalam secara penuturan dan menarik secara kontekstual. Pasalnya banyak sekali menggunakan ilustrasi dan kisah-kisah dari berbagai negara, termasuk China yang menjadi ciri khas Salim Kartono.

Buku Win to Crisis coba menyegarkan Anda lewat resep berbisnis secara teguh dan strategi. Buku ini bukanlah menyoal tentang krisis, tapi menyingkap seluk beluk dunia entrepreneur.

Selamat membaca dan beraksi dalam berbisnis.