Sadar-Penuh-Hadir-Utuh
03/02/2015

Di tengah derasnya arus informasi di era global seperti saat ini, pikiran kita sering kali terjebak oleh berbagai hal yang harus dilakukan. Belum selesai mengerjakan A, otak kita sudah melompat ke B, C, dan seterusnya—tapi tidak ada yang selesai dengan baik dan justru tertunda semua.

Dalam agama Buddha, kondisi ini dikenal dengan istilah “monkey mind”, yaitu ketidakmampuan mengendalikan pikiran untuk fokus kepada satu hal. Ibaratnya seperti monyet yang bergelayutan dari satu pohon ke pohon lainnya. Lalu, bagaimana cara mengendalikannya? Cukup dengan meditasi sederhana.

Di tengah kegiatan apa pun, coba pejamkan mata, lalu tarik dan embuskan napas sejenak. Rasakan kehadiran kita saat itu, di tempat itu. Pusatkan pikiran kepada satu hal yang—pada saat itu—merupakan prioritas, dan jadikan itu sebagai “jangkar”.

Jadi, misalkan Anda sedang mengerjakan sebuah tugas di komputer, hindarilah membuka multiple tabs yang sekiranya bisa menimbulkan distraksi. Baik disadari maupun tidak, notifikasi yang masuk pada laman komputer pun bisa menjadi pengganggu konsentrasi.

Bayangkan Anda sedang mengetik materi presentasi, lalu ada notifikasi surel masuk. Anda pun berpikir bahwa ada email penting dari atasan atau klien yang harus segera dilihat. Meskipun ternyata itu hanya iklan dari toko online langganan, tak jarang Anda tergoda untuk membuka tautan yang mengalihkan Anda ke laman baru, bukan? Hal seperti inilah yang menyebabkan kondisi monkey mind sehingga pikiran Anda terus mengembara tanpa tujuan yang jelas.

Trik lebih lanjut untuk mengendalikan monkey mind ini dapat Anda temukan di buku terbaru Adjie Silarus berjudul Sadar Penuh, Hadir Utuh yang akan segera terbit. Buku ini akan menemani Anda untuk melatih fokus sehingga dapat menjalani hidup ini dengan lebih utuh dan sempurna.

 

Foto oleh: unsplash.com

salah-jurusan-head
27/01/2015

Pernah mendengar istilah “salah jurusan”? Fenomena ini sering kita dengar dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya percakapan mengenai salah jurusan ini terjadi antar-mahasiswa ketika mereka menghadapi perkuliahan yang sulit. Sebenarnya, apa saja penyebab salah jurusan?

Ada banyak hal yang menjadi penyebab mahasiswa salah memilih jurusan. Misalnya seperti mengikuti pilihan orangtua. Alasan ini kerap menjadi faktor utama penyebab salah jurusan. Orangtua menginginkan kita di jurusan yang mereka inginkan, sementara kita menaruh minat pada jurusan lain. Tentu saja kita tidak akan semangat menjalani perkuliahan karena terpaksa.

salah-jurusan-komikFaktor lainnya karena memiliki obsesi untuk masuk PTN atau kampus favorit. Biasanya calon mahasiswa akan melakukan apa saja agar bisa diterima di kampus favoritnya. Salah satu caranya adalah dengan memilih jurusan apa pun yang passing grade-nya rendah. Jurusan tersebut biasanya kurang diminati, jadi hanya sedikit mahasiswa yang terdaftar. Dengan begitu, kemungkinan calon mahasiswa yang diterima akan lebih besar pada kampus itu.

Selain dua faktor tersebut, masih banyak lagi faktor penyebab mahasiswa salah jurusan. Seperti mendapat beasiswa di jurusan yang tidak diinginkan, ikut-ikutan teman, tidak tahu mau jadi apa, sampai ke hal sepele seperti salah mengisi kode jurusan.

Ketika sudah telanjur salah jurusan, mahasiswa biasanya tidak semangat dan malas-malasan mengikuti perkuliahan. Salah satu dampaknya adalah susah lulus. Mengapa begitu? Karena motivasi belajar yang rendah membuat nilai yang dihasilkan selalu di bawah standar, tugas yang tidak selesai, harus sering mengulang mata kuliah, sampai urusan skripsi pun menjadi terbengkalai. Dampak lainnya adalah mudah bosan dan stres. Hal itu terjadi karena ketidaknyamanan si mahasiswa berada dalam lingkungan belajar tersebut. Dengan begitu, ia akan cepat merasa jenuh di dunia perkuliahan.

Walaupun sudah telanjur salah jurusan, solusi menghadapinya tetap ada. Yaitu dengan cara menyetop perkuliahan. Cara ini digunakan untuk para mahasiswa yang masih berada dalam semester awal. Sebaiknya memang harus disadari sejak dini bahwa jurusan yang diikuti bukanlah jurusan yang kita inginkan. Dengan begitu, menyetop perkuliahan merupakan cara terbaik. Asalkan, dengan cara menyetop perkuliahan tersebut, kita dapat bijaksana dan memilih jalan hidup yang lebih baik.

Biasanya penyetopan perkuliahan diikuti dengan pindah jurusan. Banyak orang yang melakukan itu dengan harapan jurusan yang diinginkan akan lebih menyenangkan dari jurusan sebelumnya. Bukan tidak mungkin seorang mahasiswa kedokteran pada semester 4 pindah jurusan ke fakultas ekonomi, dan kini berhasil menjadi ekonom. Satu hal yang perlu diperhatikan bagi mahasiswa yang ingin pindah jurusan, perhitungkan lagi mengenai biaya, usia saat nanti lulus, sampai pekerjaan yang akan diambil setelah lulus nanti.

Bagaimana jika sudah semester akhir dan baru menyadari salah jurusan? Jawabannya adalah tetap lanjutkan studi. Pikirkan kembali dana, tenaga, dan waktu yang telah terbuang selama bertahun-tahun. Karena, tinggal selangkah lagi, masa-masa menjadi mahasiswa akan berakhir. Lebih baik bertahan, lanjutkan, dan perjuangkan sampai selesai. Urusan bekerja setelah lulus nanti, banyak kok, orang yang berprofesi sesuai bakat dan minat, meski bertolak belakang dengan latar belakang pendidikan.


salah-jurusanProblematika salah jurusan memang sering terjadi. Buku Salah Jurusan karya Rusydan Ubaidi Hamdani ini hadir untuk mencegah calon mahasiswa supaya tidak salah jurusan. Bagi yang sudah “tercebur”, masih dapat diarahkan ke “jalan yang benar”.

KG-AKBER 2
29/12/2014

Sudah lebih dari 40 kelas yang pernah diadakan oleh Gerakan Akademi Berbagi Jogja selama tahun 2014. Akademi berbagi atau lebih sering disebut AKBER ini merupakan salah satu gerakan yang selalu ingin berbagi informasi kepada masyarakat umum, khususnya anak muda. Konsistensi menjadi senjata pamungkas dari gerakan ini. Dengan slogan “berbagi bikin happy, AKBER Jogja terus melebarkan sayapnya dan ingin terus dan selalu berbagi.

Di penghujung tahun 2014 ini, Ghani Kunto diberi kesempatan untuk menjadi pembicara dan pengajar di kelas AKBER. Acara yang dimulai pukul 19.00 dan diadakan di Gedung GraPARI Telkomsel Jogja tersebut dihadiri tidak kurang dari 50 anak muda. Hanya satu tujuan Ghani, yaitu BERBAGI INFORMASI MENGENAI YOUTH MARKETING KEPADA ANAK MUDA. Dengan begitu, mereka akan sadar bahwa mereka adalah pasar paling potensial di Indonesia yang dapat mengembangkan suatu brand.
Ghani Kunto memulai obrolan malam itu dengan pertanyaan sederhana, Brand itu apa, sih? Apa sih contoh brand terkenal itu?”

KG-AKBER 1Pertanyaan sederhana ini ternyata mendapatkan respons dan sedikit mengundang tawa dari peserta. Tentunya bukan karena pertanyaan yang disampaikan. Tapi, karena mereka menyebutkan nama-nama brand terkenal secara bersamaan. Dan, terdapat 1 brand mi instan terkenal (sahabat mahasiswa) yang disebutkan oleh hampir seluruh peserta. Aktif dan menarik, kalimat inilah yang cocok untuk menggambarkan suasana kelas AKBER pada malam itu.

Tidak hanya tulisan dan slide presentasi, Ghani pun menampilkan materi secara aktif, yaitu menghadirkan beberapa video yang berhubungan dengan brand suatu produk terkenal. Pada acara tersebut, Ghani Kunto—penulis dari buku Youth Marketing (TransMedia Pustaka) berhasil menjadi pusat perhatian anak muda melalui strategi youth marketing yang disampaikannya.

GK4
29/12/2014

“Suara anak muda selalu menjadi sesuatu yang menarik untuk di dengar.”
Ghani Kunto

Kamis, 18 Desember 2014, Ghani Kunto—penulis buku Youth Marketing (TransMedia Pustaka) dikejutkan dengan kehadiran beberapa mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia (UII). Bukan 1 atau 2 orang, tetapi ada 7 mahasiswa yang datang mengunjungi Ghani di pagi itu.

Meski terlihat malu-malu, kelompok mahasiswa ini tidak dapat menutupi antusiasme mereka pada tema obrolan. Banyak pertanyaan seputar youth marketing yang mereka sampaikan. Mulai dari karakter konsumen, memilih brand, hingga persiapan untuk masuk ke dunia marketing. Mereka tidak segan mengungkapkan pendapat dan berbagi cerita seputar marketing kepada Ghani.

Obrolan santai yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini diakhiri dengan book signings dan foto bersama. Pertemuan tersebut memang memberikan banyak makna, terutama bagi Ghani Kunto yang mendapat kesempatan berhadapan langsung dengan pembacanya.

gk5

KG-SWARAGAMA
29/12/2014

“Youth marketing menjadi salah satu strategi marketing kreatif yang dapat dipraktikkan oleh anak muda”.

Saat ini banyak anak muda yang berlomba-lomba untuk memiliki usaha. Fashion, kuliner, hingga usaha yang bergerak di bidang jasa menjadi pilihan menarik bagi mereka. Strategi dan berbagai jenis promosi tidak ragu untuk mereka lakukan. Tapi, ada satu hal yang sering luput dari perhatian mereka, yaitu target pasar.

Karena itulah, Ghani Kunto mengulas strategi pemasaran dengan memancing suara anak muda melalui bukunya yang berjudul Youth Marketing. Di dalamnya diulas lengkap tentang mengoptimalkan brand, memahami pasar anak muda, hingga cara jitu menarik fans.

Rabu, 17 Desember 2014, Ghani Kunto bertandang ke radio Swaragama FM Jogja. Dalam program acara Sunset Drive, Ghani mengupas strategi youth marketing yang ia paparkan di dalam bukunya. Meski tema yang dibahas terlihat serius, acara obrolan sore itu berlangsung dengan santai dan diselingi canda.

Di akhir acara, pendengar pun diberi kesempatan untuk bertanya. Dari 15 pertanyaan yang diterima, terdapat satu pertanyaan yang mungkin banyak dialami oleh pengusaha muda, “Mengapa usaha kuliner yang saya jalani tidak dapat berkembang maksimal seperti tempat usaha lain yang ada di Jogja. Padahal menu yang kami sajikan tidak kalah nikmat. Harganya pun cocok dengan kantong mahasiswa Jogja”.

Buku Youth Marketing tidak hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut. Tapi, buku ini akan sangat membantu pelaku usaha untuk mendapatkan segmen pasar yang paling strategis di Indonesia—segmen anak muda.

GK2
29/12/2014

“Youth Marketing mampu menarik perhatian segmen pasar yang paling potensial
di Indonesia, segmen anak muda.”

Strategi marketing memang selalu menjadi tema obrolan yang menyenangkan. Bukan hanya bagi pelaku bisnis tapi dunia marketing pun mampu menarik perhatian anak muda. Jordan, penyiar muda ini pun tidak menyia-nyiakan kehadiran Ghani Kunto pada Rabu 17 Desember 2014, di radio RRI Pro 2 FM Jogja. Pada pertemuan malam itu, Jordan tidak segan untuk menunjukkan ketertarikannya dengan cara mengungkapkan pertanyaan dan pendapat mengenai strategi marketing.

Ghani Kunto, penulis buku Youth Marketing (TransMedia Pustaka) mendapat kesempatan untuk menyapa dan berbagi informasi kepada pembaca melalui program acara Book Review. Acara yang dimulai pada pukul 20.00 tersebut mengundang banyak perhatian dari pendengar. Salah satunya melalui pertanyaan yang disampaikan melalui SMS dan telepon.

Pertanyaan seputar brand, strategi promosi, hingga cara mendapatkan pelanggan diterima oleh Ghani. Ada satu pertanyaan sederhana yang menarik perhatian, “Apa yang harus kita lakukan ketika brand atau ide kita diambil oleh pesaing?” Pertanyaan ini sepertinya mampu mewakili isi hati atau permasalahan yang dialami oleh pendengar lainnya.

Dengan lugas, Ghani pun menjawab, “Kita hanya perlu merangkul pesaing tersebut. Jadikan mereka sebagai “rekan” yang dapat mempromosikan brand kita”. Selama acara berlangsung, tidak kurang dari 15 pertanyaan dengan tema berbeda telah Ghani jawab. Dengan fasih, Ghani pun memberikan penjelasan tentang target pasar anak muda, branding tanpa beriklan, hingga memotivasi fans untuk menyebarkan brand.

Penyampaian materi yang dikemas santai dan mudah dimengerti oleh semua kalangan menjadikan buku Youth Marketing tidak hanya menarik untuk dibaca. Tapi, anak muda yang berperan sebagai pelaku bisnis pun dapat mempraktikkannya.

GK1
29/12/2014

Saat ini anak muda menjadi salah satu target pasar yang paling potensial di Indonesia. Hal inilah yang membuat Ghani Kunto atau sering disapa Mas Ghani, penulis dari bukuYouth Marketing (TransMedia Pustaka) memperkenalkan strategi marketing yang dapat menjaring target pasar tersebut.

Tidak kurang dari 1.000 peserta hadir di aula Gedung Multipurpose, Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta pada Rabu 17 Desember 2014 pukul 11.00–12.30. Bukan untuk bertemu artis atau mengikuti kelas perkuliahan, tetapi mereka hadir untuk ikut serta dalam acara Pesta Wirausaha Mahasiswa Nasional Jogja 2014. Pada acara inilah, Ghani Kunto menjadi salah satu pembicara yang menyampaikan informasi mengenai youth marketing.

Suasana seminar terlihat meriah karena terjadi interaksi antara Ghani dan peserta seminar. Di sela pembahasannya, Ghani pun menyampaikan satu pertanyaan sederhana, “Apakah semua brand harus memanfaatkan media iklan untuk mempromosikan produknya?” Sebagian besar peserta terlihat berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut.

KG-UIN 2Menurut Ghani, saat ini banyak perusahaan besar yang terlalu mengandalkan iklan. Padahal, iklan yang mereka gunakan tidak tepat sasaran. Tapi, ada pula beberapa perusahaan yang memilih menggunakan iklan dan mengarahkannya ke pasar anak muda. Salah satunya adalah Coca-cola. Brand terkenal ini terbukti berhasil menguasai sebagian besar pasar anak muda.

Interaksi yang terjadi antara Ghani Kunto dan peserta seminar pun semakin aktif. Peserta seminar terlihat semakin antusias ketika Ghani menyampaikan materi serta beberapa contoh kasus yang berkaitan dengan branding tanpa beriklan dan fans yang menciptakan branding.

Di akhir acara, Ghani pun berharap mereka yang ingin membuka atau sedang menjalankan usahanya dapat lebih memerhatikan fans dan target pasar. Karena fans menjadi salah satu kunci sukses untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha.

youth-marketing
24/11/2014

Youth marketing bisa dikatakan sebagai teknik pendekatan bisnis yang sama sekali berbeda dan juga sulit. Karena, youth marketing adalah merombak budaya perusahaan, bukan mengganti taktik atau menyesuaikan strategi. Sekitar 95% dari pesan marketing perusahaan jarang diperhatikan oleh anak muda.

Percaya atau tidak, pasar dengan target anak muda kini memegang peranan yang cukup besar dalam perekonomian. Seiring dengan perkembangan zaman, anak muda mampu menciptakan pasarnya sendiri. Oleh karena itu, banyak pengusaha yang mencoba masuk ke pasar anak muda dan mempraktikkan teknik pemasaran yang dinamakan youth marketing.

Youth marketing bisa dikatakan sebagai teknik pendekatan bisnis yang sama sekali berbeda dan juga sulit. Karena, youth marketing adalah merombak budaya perusahaan, bukan mengganti taktik atau menyesuaikan strategi. Pendekatan semakin sulit karena sekitar 95% dari pesan marketing perusahaan jarang diperhatikan oleh anak muda. Mereka hanya memedulikan apa kata teman. Maka berkembanglah produk secara word of mouth melalui media sosial di kalangan anak muda.

Salah satu bentuk youth marketing yang sedang berkembang saat ini adalah fenomena Pasar Santa. Pasar Santa yang dahulu sepi pengunjung, kini telah ramai oleh sekumpulan anak muda. Bagi pengunjung, keberadaan Pasar Santa telah memberikan tempat nongkrong baru selain mal. Ya, sejak beberapa anak muda membuka usahanya di Pasar Santa, pasar itu kini menjadi fenomenal—bukan hanya di kalangan anak muda, tetapi juga di kalangan keluarga.

Berawal dari Hendri Kurniawan dan Ve Handojo yang membuka gerai kopi ABCD (A Bunch of Caffeine Dealers) di lantai 1 Pasar Santa. Sebenarnya, ABCD sudah berada di pasar sejak dua tahun yang lalu. Namun sang pemilik hanya memanfaatkan gerainya untuk tempat latihan membuat kopi bersama teman-temannya. Baru sekitar bulan puasa lalu mereka membuka ABCD untuk umum. Uniknya, mereka tidak menetapkan tarif. Alasannya karena biji-biji kopi unggulan yang ABCD miliki didapat gratis dari rekan-rekan mereka di berbagai negara. ABCD pun menaruh stoples untuk menaruh tip secara sukarela.

Kehadiran ABCD ternyata membawa efek yang luar biasa bagi pengusaha muda lainnya. Teman-teman Hendri dan Ve tertarik untuk membuka toko di lantai 1 Pasar Santa sehingga sekitar 350 kios ludes terjual. Harga sewa kios Rp3,5 juta per tahun pun menciptakan daya tarik tersendiri bagi para pengusaha muda. Mereka dapat menjual produk lebih murah daripada di mal.

Beragam makanan dan minuman unik dan otentik dijual di sana. Mulai dari taco, mi karet, kopi Aceh, kue sus es krim, sampai kue cubit green tea pun tersedia untuk pengunjung. Tidak hanya gerai makanan saja, berbagai toko yang menjual barang vintage seperti piringan hitam, poster, jaket, dan lainnya juga hadir membawa warna baru dalam Pasar Santa.

Para pengusaha itu memasarkan produk mereka dengan teknik youth marketing. Mereka mendekati dan mencari tahu apa yang diinginkan dan apa yang akan menjadi tren dalam kehidupan anak muda. Pendekatan melalui media sosial digencarkan dan berimbas kepada citra Pasar Santa yang kini menjadi tempat nongkrong anak muda.

Jadi, dengan adanya Pasar Santa, medium pemasaran secara tidak langsung pun terjadi. Melalui segelas kopi dan sebongkah piringan hitam, para pengusaha muda ini dengan mudah menjaring target dan menciptakan “pasar” di dalam pasar.


Tidak mudah memahami pasar anak muda. Hal itu yang menarik minat Ghani Kunto untuk membuat buku yang berjudul Youth Marketing. Berbagai trik untuk mengoptimalkan strategi marketing dengan memancing suara anak muda hadir dalam buku ini.

24/11/2014

“Daripada mengutuki kegelapan, lebih baik ambil sebatang lilin dan nyalakan.”

Hal pertama yang perlu diubah adalah pola pikir. Karena, pola pikir merupakan kumpulan keyakinan, sikap, harapan, identitas, nilai, kebiasaan, keputusan, dan pendapat. Pola pikir yang salah bisa saja terbentuk karena terbiasa mengalami pengulangan hal itu secara terus-menerus.

Mungkin kita pernah atau bahkan sedang menjalani sebuah fase hidup yang kurang baik. Merasa minder, rendah diri, nggak pede, mungkin karena kawan berkhianat, sulit mendapat pasangan, jadi bahan ejekan, atau karena penyebab lainnya. Terkadang, kita juga sudah punya ide atau gagasan keren, tetapi nggak berani mengekseskusi karena khawatir orang-orang menganggap ide kita buruk.

Keep calm. Kamu hanya perlu yakin. Yakinlah bahwa setiap orang terlahir istimewa, termasuk kamu.

Hal pertama yang perlu diubah adalah pola pikir. Karena, pola pikir merupakan kumpulan keyakinan, sikap, harapan, identitas, nilai, kebiasaan, keputusan, dan pendapat. Pola pikir yang salah bisa saja terbentuk karena terbiasa mengalami pengulangan hal itu secara terus-menerus.

Misalnya, saat kamu sudah belajar matian-matian, bekerja keras, juga banyak berdoa, tetapi nilai akademik tidak juga membaik, akan terlintas pikiran, “Gue emang nggak bisa sepintar orang lain. Udah ah, nggak usah rajin-rajin amat, toh nilai gue juga nggak akan naik.”

Nah, pola pikir seperti itu yang mesti diubah. Kamu bisa! Menyurutkan usaha bukanlah jalan terbaik. Ingat, setiap individu itu istimewa. Perasaan minder atau nggak pede sesungguhnya hanya sebuah kondisi ketika kamu yang sebenarnya terperangkap dalam pola pikir yang salah.

Selain mengubah pola pikir, tak kalah pentingnya adalah mengubah persepsi. Persepsi sering kali malah menuntun kita pada jurang pesimis yang tak berkesudahan. Seperti sebuah ungkapan, “Kamu boleh bersedih karena mawar memiliki duri. Tapi, kamu pun bisa berbahagia karena duri memiliki mawar.”

Mau bersedih atau berbahagia? Kamu bisa putar knop persepsimu.

Apabila pola pikir dan persepsi sudah direvolusi, sudah saatnya menentukan passion yang hendak kamu jalani. Passion adalah energi luar biasa yang kita miliki saat melakukan sesuatu sehingga membuat kita melakukannya dengan bersemangat. Fokuslah pada kekuatan yang kamu miliki dan konsisten dalam menjalaninya. Cintai apa yang kamu lakukan, dan lakukan apa yang kamu cintai!

Perubahan pola pikir, perubahan persepsi, juga sadar akan passion-mu akan membawamu kepada Self Revolution, yaitu sebentuk kesadaran akan perubahan. Karena perubahan terbaik adalah perubahan yang berasal dari kesadaran diri sendiri.


Buku berjudul Self Revolution yang ditulis oleh Achmad Faisal ini bisa menjadi titik penyemangatmu dalam menjalani revolusi diri menuju masa depan yang lebih baik. Self Revolution bisa mengubah kelemahan diri untuk menemukan cinta, pasangan hidup, potensi, dan kesuksesan karier.

24/11/2014

Jika Anda perempuan dan bekerja, pilih mana, karier atau keluarga? Atau pilih keduanya, seperti yang dipilih oleh Fibriyani Elastria dan Christine Lerin, penulis buku Stiletto in Action? Kedua penulis ini ingin menunjukkan bukti bahwa perempuan bisa memiliki segalanya: karier yang sukses dan keluarga yang bahagia.

Jika Anda perempuan dan bekerja, pilih mana, karier atau keluarga? Atau pilih keduanya, seperti yang dipilih oleh Fibriyani Elastria dan Christine Lerin, penulis buku Stiletto in Action? Di dalam bukunya, kedua penulis ini ingin menunjukkan bukti bahwa perempuan bisa memiliki segalanya: karier yang sukses dan keluarga yang bahagia.

Fibriyani Elastria, seorang yang berlatar pendidikan arsitektur dari sebuah perguruang tinggi negeri nomor wahid yang berlokasi di Bandung, berkeyakinan bahwa modal nama besar almamater dan nilai akademik yang bagus mampu memuluskan perjalanannya memasuki dunia kerja. Tapi, pada kenyataannya, ia menghadapi jalan yang tak mudah.

Mula-mula pekerjaannya di bidang property sebagai sales dijalani dengan penuh “tantangan”. Selain lokasi tempat kerja yang jauh dari rumah, tiap akhir pekan harus tetap bekerja, sampai makan siang pun dilakukan di tempat yang kurang nyaman.

Namun, karena kerja keras dan tekad yang kuat, suatu saat kesempatan untuk berkarir di tempat kerja yang lebih baik berhasil didapatkan. “I see myself at the top management level in the next 10 years,” begitu jawabnya waktu menjawab salah satu pertanyaan pada wawancara masuk kerja. Dan, tantangan pekerjaan pun kemudian bergulir.

Memasuki jenjang pernikahan, ketika karir pekerjaannya semakin menanjak, pertimbangan pun menjadi tidak mudah. Kriteria pasangan dicatatnya dengan detail. Yang terpenting mengenai pasangan, katanya, kita harus jujur dengan diri sendiri, karena ini menyangkut masa depan kehidupan untuk selamanya.

Ketika bahtera rumah tangganya mulai dilayarkan, tantangan pertama adalah bagaimana menyikapi dengan bijak tinggal serumah alias menumpang dengan mertua. Sebagai seorang perempuan yang terbiasa mandiri, tentu tinggal seatap dengan kedua mertuanya akan menerbitkan gegar budaya.

Di luar hal itu, menjalani hidup sebagai seorang ibu dan juga bekerja di luar rumah, tentu masih menyisakan beberapa hal yang harus senantiasa dikomunikasikan dengan suami secara baik-baik.

Ada kecenderungan bahwa suami tetap membutuhkan sikap seorang perempuan yang seolah tergantung padanya. Jadi, ada saatnya kemandirian perlu ditekan demi keharmonisan. Selain itu, gap penghasilan, misalnya. Jika penghasilan suami lebih rendah, baiknya segera dibicarakan karena hal ini sangat sensitif.

Perahu rumah tangga yang dibangun berdua akan terus menghadapi gelombang, bukan lagi riak. Butuh energi yang tidak sedikit, apalagi untuk perempuan; ketika menjalani masa kehamilan, mendelegasikan tugas rumah tangga, mengatur keuangan rumah tangga, dan juga sekaligus menapaki jenjang karier.

Semua itu bisa dijalani dengan lancar asalkan disiplin dan penuh percaya diri. Persoalan harian di rumah tangga dan kondisi pekerjaan yang dinamis akan senantiasa melatih mental dan ketangkasan dalam menjalani rutinitas. Pada akhirnya meraih sukses di kantor dan bahagia di rumah bukan lagi hal mustahil yang bisa dicapai.


Buku Stiletto in Action menunjukkan bukti bahwa perempuan bisa memiliki segalanya: karier yang sukses dan keluarga yang bahagia. Ditulis dengan easy going dan menyenangkan, tetapi sarat dengan poin-poin yang bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Buku ini menjadi bacaan tepat untuk perempuan yang masih sibuk memilih antara karier atau keluarga.

You can also sellect color codes via admin theme options

That is some options to demo for you.

X