Bisakah manusia hidup tanpa memori?

Mari kita lihat sebuah kasus bersejarah dari kelainan memori. Sebutlah HM yang kehilangan kemampuannya membentuk memori jangka panjang baru, ia seorang penderita amnesia golongan antero. Dia tidak dapat lagi mengingat pengalaman-pengalamannya lebih dari beberapa menit. HM menghadirkan sebuah ilustrasi dramatis tentang perbedaan antara memori jangka panjang dan memori jangka pendek serta kenyataannya memori-memori tersebut melibatkan sistem otak yang berbeda, seperti halnya memori kemahiran motoris.

Bisakah manusia hidup tanpa memori?

Mari kita lihat sebuah kasus bersejarah dari kelainan memori. Sebutlah HM yang kehilangan kemampuannya membentuk memori jangka panjang baru, ia seorang penderita amnesia golongan antero. Dia tidak dapat lagi mengingat pengalaman-pengalamannya lebih dari beberapa menit. HM menghadirkan sebuah ilustrasi dramatis tentang perbedaan antara memori jangka panjang dan memori jangka pendek serta kenyataannya memori-memori tersebut melibatkan sistem otak yang berbeda, seperti halnya memori kemahiran motoris.

Berbeda lagi dengan kasus Sang Mnemorist atau yang pandai menghafal. Rajan Mahadevan adalah anak dari seorang ahli bedah terkemuda di Mangalore, India. Rajan senang mengejutkan teman-teman sekolahnya dengan menceritakan hafalan jadwal perjalanan kereta pada jalur kalkuta secara lengkap.Pada 1981,Rajan berhasil mencetak rekor memori pada Guinnes World Records Limited di London. Ia berhasil mengingat angka phi (rasio diameter dan keliling lingkaran) yang merupakan digit tanpa akhir serta tampak sebagai rangkaian yang tidak beraturan tanpa pola (3.14159265…). Rajan bisa mengingat satuan phi tersebut hinga 31.811 digit. Lalu pada 1987 seorang “mnemorist”, Hideaki Tomoyono, menghafal 40.000 digit phi dan menggantikan posisi Rajan di Guinnes World Records.
 
Ada lagi yang kasus lain yang disebut memori fotografis. Bagaimana seseorang bisa dengan detail mengingat semua hal, seperti me-recall sebuah kisah dan angka dengan detail. Hal ini adalah prestasi luar biasa yang di luar jangkauan manusia kebanyakan. Kasus ini sangat jarang terjadi, hanya sedikit yang diidentifikasi dalam waktu kira-kira 100 tahun terakhir.

Tiga  kasus di atas terdapat dalam buku Memory, The Key to Consciousness yang ditulis Richard F. Thompson dan Stephen A.Madigan. Buku ini menguji beberapa dasar pemahaman ilmiah mutakhir tentang memori, dimulai dengan deskripsi memori dari empat individu untuk mengilustrasikan beberapa sifat luar biasa sistem memori manusia. Buku ini juga mengulas penelitian tentang hubungan pembelajaran emosional dan memori, mekanisme memori, amnesia, keterlupaan, serta masa depan memori.

Secara wajar seperti kata Sherlock Holmes, ada masanya setiap penambahan pengetahuan, Anda melupakan sesuatu yang Anda ketahui sebelumnya. Maka adanya organizer, reminder pada handphone atau komputer memudahkan kita untuk membantu mengatasi keterlupaan pada kehidupan sehari-hari kita.

Akhirnya Richard F.Thompson, Profesor Psikolog dan ilmuwan biologi dari Keck dan Direktur pengembangan Ilmu Saraf di USC College berujar, "Memory sesungguhnya adalah kunci menuju pada kesadaran." Buku Memory, The Key to Consciousness ini diterbitkan oleh Transmedia Pustaka.