29/10/2015

Fenomena ibu rumah tangga dan ibu bekerja hingga kini memang menjadi isu yang seolah tidak ada habisnya untuk dibahas. Padahal, peran apa pun yang seorang peyempuan jalankan, tentunya akan ada “ketentuan-ketentuan” yang menyertainya. Hal inilah yang menjadi salah satu topik pembahasan dalam Peyempuan 3.

Fenomena ibu rumah tangga dan ibu bekerja hingga kini memang menjadi isu yang seolah tidak ada habisnya untuk dibahas. Padahal, peran apa pun yang seorang peyempuan jalankan, tentunya akan ada “ketentuan-ketentuan” yang menyertainya. Hal inilah yang menjadi salah satu topik pembahasan dalam Peyempuan 3.

Banyak orang yang sibuk berargumen tentang posisi seroang peyempuan, entah sebagai ibu rumah tangga atau ibu bekerja. Padahal, terlepas dari semua argumen itu, sejak zaman dulu naluri peyempuan adalah berada dalam kehangatan rumah tangga. Sifat ini masih ada meski perlahan terkikis oleh zaman, emansipasi, dan tuntutan kesetaraan gender.

Pun dengan ibu bekerja. Bagaimana pun peyempuan butuh mengakualisasikan dirinya di ranah sosial. Tentunya tanpa harus mengenyampingkan atau meninggalkan kewajibannya sebagai istri dan ibu dari anak-anak. Tapi, kadang membuat kita kehilangan kesempatan untuk menambah pundi-pundi amal melayani suami dan mendidik anak-anak.

Meski mungkin dianggap “cupu” oleh kebayakan peyempuan modern saat ini, menjadi ibu rumah tangga memiliki banyak sisi positif. Walau jenuh dan stres sering datang menghampiri pikiran, semua akan sirna saat kita melihat tawa riang anak-anak dan suami.

Bagaimana pun, semua pilihan kita sebagai peyempuan, akan ada risiko yang harus ditanggung. Menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja, tentunya sudah dipilih berdasarkan pertimbangan yang berimbang, kan?


peyempuan3Peyempuan 3 karya @peyemp hadir untuk menjawab rasa penasaran dan permintaan followers @peyemp. Buku ini sekaligus menjadi akhir dari rangkaian buku Peyempuan. Meski demikian, masih banyak rahasia tentang peyempuan yang tidak ada habisnya untuk dibahas.

 

 

 

 

Foto oleh: Into Somerset