Sebagai makhluk yang diberi akal dan perasaan, manusia memiliki kebutuhan untuk saling berbagi dengan sesama. Terkadang, ketika merasakan beratnya suatu masalah, yang kita perlukan hanyalah bercerita kepada teman terdekat. Sekadar bercerita memang tidak serta-merta membuat masalah kita selesai. Tapi setidaknya, beban batin sedikit berkurang sehingga kita bisa menghadapi masalah tersebut dengan lebih baik.
Begitu pula ketika orang datang kepada kita untuk bercerita. Kita tidak perlu pusing-pusing menganalisis masalah tersebut dan sibuk mencari solusinya. Yang terutama adalah kita mendengarkan dengan sepenuh hati agar orang yang bercerita merasakan kehadiran kita untuknya.
Pada sesi talkshow di Sindo Trijaya 104.6 FM Semarang, 8 Mei 2015 silam, Adjie Silarus menunjukkan keprihatinannya atas tingginya angka bunuh diri dewasa ini. Menurut praktisi mindfulness tersebut, tidak ada masalah yang demikian berat sampai mengharuskan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Yang menjadikannya berat hanyalah pikiran orang itu sendiri.
Jadi, yang diperlukan hanyalah teman untuk bersandar di tengah masalah sesulit apa pun. Dalam bukunya yang berjudul Sadar Penuh Hadir Utuh, Adjie menekankan pentingnya untuk belajar mendengarkan. Selama ini sudah banyak buku yang mengupas cara untuk berbicara, terutama untuk tampil di depan umum, tetapi masih sedikit sekali yang membahas pentingnya menguasai seni mendengarkan dalam hubungan interpersonal.
Di sinilah Adjie mnyampaikan pandangannya bahwa sangat penting untuk hadir utuh bagi orang yang kita kasihi. Karena, mendengarkan itu menyembuhkan. Dengan mendengarkan, kita bisa membantu orang mengobati luka dan mengatasi masalah seburuk apa pun.