Konsultan produktivitas ternama, David Allen, memaparkan bahwa kadar produktivitas kita berbanding lurus dengan kemampuan kita untuk bersantai. Artinya, hasil pekerjaan kita tidak akan maksimal jika kita terlalu tegang dan tidak bisa membagi waktu dengan baik.

Senada dengan pendapat ini, Adjie Silarus mengisi sesi “Productive Through Happiness” bersama Akademi Berbagi Semarang, 8 Mei 2015 silam. Pada acara yang bertempat di Balai Kota Semarang ini, Adjie menekankan pentingnya untuk merasa bahagia agar produktivitas kita dalam keseharian semakin meningkat.

Dia juga menyampaikan bahwa selama ini kita sering keliru dalam mengartikan “istirahat”. Sebenarnya, istirahat terbagi menjadi dua macam, yaitu passive rest dan healthy rest. Misalkan kita sedang bekerja, lalu beristirahat dengan cara menonton atau membaca buku. Pada keadaan seperti itu, tubuh kita memang pasif, tetapi otak kita tidak benar-benar istirahat karena masih sibuk mengonsumsi informasi. Ini yang disebut dengan passive rest.

Adapun yang termasuk healthy rest yaitu ketika kita benar-benar mengistirahatkan raga dan pikiran. Kalau mengantuk, kita bisa tidur sebelum melanjutkan aktivitas. Tapi kalaupun tidak, kita bisa lakukan meditasi sederhana dengan menyadari napas. Tidak perlu lama-lama, lima menit saja cukup.

Syaratnya, selama lima menit itu kita benar-benar fokus menyadari napas. Ketika pikiran mulai mengembara ke masa lalu atau masa depan, tarik kembali untuk menyadari napas, di sini-kini. Syukurilah bahwa napas tersebut merupakan anugerah yang membuat kita hidup.

Tak perlu sibuk memikirkan apa saja yang belum tercapai dalam hidup, tetapi berbahagialah dengan yang sudah didapatkan selama ini. Latihan untuk mencipta bahagia dan meningkatkan produktivitas ini juga Adjie kupas tuntas dalam bukunya yang berjudul Sadar Penuh Hadir Utuh.