Pemicu terbesar merebaknya bisnis makanan di Indonesia tak lain adalah krisis moneter dan ekonomi yang melanda di tahun 1997. Banyak perusahaan ambruk hingga berefek banyak karyawan menjadi korban PHK. Untuk orang-orang hobi memasak ataupun yang nekat mau menggeluti usaha warung makan, pilihan ini menjadi alternatif yang menjanjikan. Tak jarang yang sukses dan meraih rezeki dari peluang bisnis makanan ini.
Judul : Sukses Mengelola Usaha Warung Makan
Penulis : Endah H., Lucia P., Syari P.
Tebal : x + 246 halaman
ISBN : 979-799-051-6
Penerbit : TransMedia Pustaka
Harga : Rp 37.000
Pemicu terbesar merebaknya bisnis makanan di Indonesia tak lain adalah krisis moneter dan ekonomi yang melanda di tahun 1997. Banyak perusahaan ambruk hingga berefek banyak karyawan menjadi korban PHK. Untuk orang-orang hobi memasak ataupun yang nekat mau menggeluti usaha warung makan, pilihan ini menjadi alternatif yang menjanjikan. Tak jarang yang sukses dan meraih rezeki dari peluang bisnis makanan ini.
Angin baru dari tren wisata kuliner pun membawa bisnis makanan kian bergairah. Bisa dikatakan bisnis ini memang tak pernah mati. Alasan yang masuk nalar adalah makanan selalu diburu orang di manapun. Ya, siapa bisa menunda untuk urusan makan, jika perut sudah lapar. Maka, makanan sebagai kebutuhan dasar manusia menjadi alasan mendasar untuk pengembangan bisinis jenis ini. Pendeknya, di mana ada banyak orang, maka warung-warung makanan pun menjamur.
Mulyana, misalnya, yang akrab di panggil Nana. Nana lebih memilih beralih usaha dari tukang jahit untuk mencoba usaha warung makan di Jalan Kober, Margonda, Depok. Di daerah ini terdapat banyak indekost. Maka, Nana yakin dengan usaha ini. Pada dua bulan pertama warungnya tergolong sepi. Namun pada bulan-bulan berikutnya menu sop iga, tuna asam manis, dan ayam goreng banyak dipesan dan dilirik orang. Nana membuka warung sejak 2003, bermodal 3,5 juta untuk membeli perabotan warung. Lewat kesabarannya dalam berusaha dan pandai meraba situasi, warung bernama Widya ini kian ramai.
Masih di kawasan Margonda, di sana terdapat rumah makan Bu Yanti. Rumah makan yang memiliki 42 karyawan ini, menyajikan pecel, ayam, lele, bebek, es kelapa muda bakar, dan lainnya. Menu andalan kelapa muda bakar dipercaya memiliki khasiat menghilangkan masuk angin, pegal-pegal, mengobati diabetes, menambah gairah seksual, dan menyuburkan kandungan. Menu ini seharga Rp 6000 dan Rp 7000 jika dicampur susu gingseng. Rumah makan Bu Yanti, memiliki pelanggan yang kebanyakan mahasiswa. Tak ada rahasia khusus dari kesuksesan rumah makan ini, selain mengutamakan masakan rumahan, gaya prasmanan, dan harga yang terjangkau.
Dua penggal kisah pendek di atas disarikan dari buku Sukses Mengelola Usaha Warung Makan. Kiranya ada 51 profil usaha tempat makan tersebar di Jakarta, Bogor, Depok , dan Bekasi terdokumentasikan. Buku ini mencoba menularkan tip dan trik seputar peluang bisnis di dunia makanan, seperti cara memilih jenis usaha warung makanan yang paling diminati, menerapkan strategi, manajemen usaha, dan mengorek rahasia sukses usaha warung makan.
Dalam buku setebal 245 halaman ini diuraikan secara detail berbagai jenis usaha makanan dari mie, sate, bakso, soto, sop iga, ikan bakar, ayam penyet hingga apple pie, roti unyil, asinan, makanan Jepang, masakan Thailand, dan lainnya.
Yang menarik dari buku yang disusun Endah H., Lucia P., dan Syari P. memberikan deskripsi analisis bisnis serta melihat dari sisi produksi, pemasaran, dan promosi. Beragam cerita sukses dibeberkan dalam buku yang diterbitkan TransMedia ini. Buku Sukses Mengelola Usaha Warung Makan mencoba menggugah Anda untuk mencoba peluang bisnis makanan.