Semua orang yang berfikiran sehat lebih memilih untuk menghindari perdebatan, tapi ada saat di mana kita harus berkata ‘tidak’. Ada saat di mana Anda harus meminta apa yang menjadi hak Anda; mempertahankan sesuatu yang menjadi milik Anda; menyetujui atau mendebat sesuatu, entah karena resiko Anda akan kehilangan materi, atau karena integritas Anda akan terancam.

Saat Anda berkata ‘tidak’, tak dapat dipungkiri lagi Anda akan membuat seseorang tidak senang, sebab artinya Anda menentangnya, atau menolak orang tersebut dan permintaannya. Dalam dunia kita yang abstrak, sebuah ide dapat menyimbolkan pemilik ide tersebut, sehingga apabila kita menolak sang pemilik ide. Jika Anda berkata ‘tidak’, Anda harus menghadapi kemungkinan merasa tidak disukai, atau benar-benar tidak disukai, tanpa memandang sehalus apa Anda mengatakannya. Selain itu, sebagai seorang yang beradab Anda akan mengalami rasa tidak nyaman, empatik dalam diri sendiri jika Anda merasa telah mengecewakan seseorang, walaupun sesungguhnya Anda tidak ingin menolaknya atau membuatnya kecewa—semua karena Anda berkata ‘tidak’.

Jika Anda bertahan dengan ide atau posisi Anda, Anda bisa kehilangan cinta kasih dan penerimaan; jika Anda melepaskannya, Anda akan kehilangan sebagian dari diri Anda. Ini menimbulkan rasa tidak suka pada kebanyakan orang terhadap suatu argumen: darimana pun kita melihatnya, kita akan kehilangan sesuatu.

Ini adalah salah satu hal yang ditulis oleh Julian Short dalam buku An Intelligent Life; Anatomi Hidup Bahagia yang diterbitkan oleh TransMedia. Buku ini merupakan pengalaman Dr. Julian Short selama tiga puluh tahun berpraktik sebagai psikiatris. Ia mengumpulkan ide-ide cerdas yang sanggup membantu banyak orang memehami diri sendiri dan membuat perubahan berarti dalam hidup.