Spirit dan Cinta Fred Neust terhadap Indonesia : Lebih dari Sekadar Eksplorasi
Dalam episode spesial podcast Behind the Book, kita diperkenalkan dengan kisah inspiratif Fred Neust, seorang pria Jerman yang menemukan jati dirinya melalui perjalanan tak terduga di Indonesia. Pengalamannya ini dituangkan dalam buku berjudul Semangat, yang diterbitkan oleh TransMedia Pustaka. Awalnya, Fred hanya berencana menjelajahi Asia Tenggara sebagai turis, namun Indonesia meninggalkan kesan mendalam, lebih dari sekadar destinasi wisata.
Perjalanan Fred dimulai dengan mengunjungi kota-kota besar seperti Bangkok, Singapura, dan Hong Kong. Meskipun telah mendengar banyak tentang Bali—terkenal di kalangan turis Jerman—Fred sempat ragu untuk berkunjung karena merasa pulau itu terlalu mainstream. Titik balik terjadi ketika Fred menonton sebuah dokumenter tentang komodo di YouTube. Terinspirasi oleh pemandangan alam liar yang ditampilkan, bahkan hingga bermimpi tentang menaiki komodo di tengah keramaian, memutuskan untuk membeli tiket sekali jalan ke Indonesia. Keputusan impulsif itu justru menjadi awal dari perjalanan batin Fred yang akhirnya membawanya menemukan makna hidup dan cinta mendalam terhadap Indonesia.
Sesampainya di Indonesia, Fred terkesima dengan “kekacauan indra” yang dia rasakan : kemacetan, kebisingan, dan cuaca tropis yang panas. Meski begitu, ada sesuatu yang membuatnya merasa nyaman, mengingatkannya pada hiruk-pikuk New York yang tak pernah tidur. Alih-alih merasa terasing, dia justru tertarik pada keindahan dalam kekacauan itu.
Hari-hari awal Fred di Indonesia dihabiskan dengan bekerja di Celebrity Fitness, menggunakan keterampilan pemasarannya. Namun, misinya jauh lebih dalam daripada sekadar pekerjaan. Fred merasa terdorong untuk memperkenalkan Indonesia ke panggung internasional, memperlihatkan keindahan dan budayanya kepada dunia.
Salah satu momen paling mengejutkan bagi Fred adalah keterikatan emosionalnya dengan bendera nasional Indonesia. Di Jerman, menunjukkan rasa bangga terhadap negara sering kali dianggap sebagai tindakan politik, tetapi di Indonesia, Fred merasakan kebanggaan yang berbeda. Dia merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, dan untuk pertama kalinya, merangkul identitas Indonesia dengan penuh cinta.
Fred mengungkapkan bahwa tidak hanya jatuh cinta pada pemandangan, budaya, atau makanan Indonesia, tetapi juga pada semangat dan jiwanya. “Saya tidak ingin move on dari Indonesia,” ujarnya dengan tulus. Bagi Fred, meskipun Eropa sering dianggap lebih unggul dalam hal politik, lingkungan, atau kehidupan sosial, Indonesia memiliki kekuatan dan pesona yang sering kali tidak disadari oleh warganya sendiri.
Dalam refleksinya, Fred menyebutkan bagaimana banyak orang Indonesia tergila-gila dengan Eropa, namun setelah tinggal di sana, mereka menyadari bahwa cinta sejati mereka sebenarnya adalah Indonesia. Inspirasi ini makin diperkuat dengan kisah BJ Habibie, seorang tokoh yang sukses di luar negeri namun memilih untuk kembali dan membangun Indonesia. Fred pun mendorong para pemuda Indonesia untuk mengikuti jejak tersebut—berkontribusi pada tanah air setelah belajar di luar negeri.
Keterlibatan Fred dalam berbagai aksi lingkungan di Indonesia, seperti gerakan bersih-bersih pantai di Jakarta, Lombok, dan Gili, menjadi bukti nyata dari dedikasinya. Dia merasa bangga bisa menjadi bagian dari perubahan positif, meskipun terkadang menghadapi tantangan dan kegagalan dalam memengaruhi orang lain.
Kecintaan Fred terhadap Indonesia juga tercermin dalam pandangannya yang optimis terhadap masa depan negara ini. Dia yakin bahwa dalam 10 hingga 15 tahun mendatang, Indonesia akan melampaui Jerman dalam hal pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, dengan potensi besar dalam sumber daya alam dan manus, serta dukungan teknologi yang tepat, Indonesia bisa mencapai kemajuan luar biasa.
Fred juga berbagi tentang pengalaman budaya yang unik, seperti kebisaan orang Indonesia yang sering datang terlambat, yang sebut dengan humor sebagai “li minutu” (lima menit lagi). Meskipun ada perbedaan budaya, dia sangat menghargai hubungan sosial di Indonesia yang hangat dan cepat terbentuk. “Di sini, seseorang bisa dengan cepat disebut teman,” jelasnya, menekankan betapa cepatnya persahabatan berkembang di Indonesia dibandingkan dengan di Jerman.
Setelah 10 tahun tinggal di Indonesia, Fred merasa bahwa negara ini bukan hanya tempat tinggal sementara, tetapi rumah sejatinya. Cinta Fred terhadap Indonesia menjadi bukti bahwa negara ini memiliki pesona mendalam yang mungkin tidak selalu disadari oleh warganya sendiri, namun begitu jelas terlihat oleh mereka yang berusaha mengenalnya lebih dalam.
Fred Neust telah menemukan arti dari sebuah perjalanan hidup, bukan hanya dalam konteks eksplorasi geografis, tetapi juga dalam pencarian jati diri. Lewat pengalamannya, dia mengajarkan kita bahwa cinta terhadap sebuah negara bukan tentang dari mana kita berasal, tetapi bagaimana kita berkontribusi untuk duniaia di sekitar kita. Dengan penuh keyakinan, Fred terus berkomitmen untuk berkontribusi bagi Indonesia, sebuah negara yang dia cintai lebih dari sekadar tempat tinggal.
Review Buku
Semangat: Tersesat untuk Menemukan Jati Diri
Dalam buku Semangat: Tersesat untuk Menemukan Jati Diri, Fred Neust membawa pembaca pada perjalanan pribadinya dalam menemukan kecintaan mendalam terhadap Indonesia. Dari seorang asing yang awalnya hanya bertualang di negeri ini, Fred akhirnya merasa Indonesia adalah bagn dari jiwanya. Melalui peranannya sebagai #impactfluencer, dia menunjukkan dedikasi untuk menyebarkan kebaikan dan inspirasi bagi masyarakat Indonesia.
Terkan khas Fred yang berbunyi, “Aku tidak suka Indonesia. Aku cinta Indonesia!” menggambarkan semangatnya yang membara. Dalam buku ini, mengajak pembaca untuk berani bermimpi, tak takut gagal, dan selalu bangkit dari keterpurukan. Melalui kisah-kisahnya, Fred memberikan pelajaran bahwa jatuh bukanlah akhir, melainkan bagn dari perjalanan untuk meraih kesuksesan.
Semangat bukan sekadar buku motivasi bsa. Fred memadukan gaya bahasa yang penuh antussme dengan cerita-cerita inspiratif dari pengalamannya, menjadikan buku ini sebagai refleksi bagaimana Indonesia, dengan segala keragaman dan tantangannya, telah membentuk dirinya menjadi sosok yang lebih peduli dan bersemangat.
Buku ini adalah bentuk penghormatan Fred kepada Indonesia—tanah yang telah mengajarkannya tentang makna kehidupan, persahabatan, dan kemanusan. Melalui buku Semangat, Fred berharap semangat positif yang dia miliki bisa menular kepada pembaca, mendorong mereka untuk terus berusaha dan membawa perubahan positif bagi diri sendiri dan negara.
Sebuah bacaan yang inspiratif, penuh energi, dan sangat relevan untuk spa saja yang sedang mencari motivasi dalam menjalani hidup. Fred Neust, dengan caranya yang unik, berhasil menyampaikan pesan bahwa jatuh dan tersesat adalah bagn penting dari menemukan jati diri yang sejati.
Dapatkan kisah selengkapnya dalam buku Semangat yang ditulis oleh Fred di toko Buku Gramed dan marketplace kesayangan kamu.