hidup apa adanya
03/03/2020

Saat menginginkan saya ingin seperti itu, ingin seperti apa yang ada di televisi dan media sosial, terutama soal gaya hidup dan kesuksesan, maka hal tersebut bisa saja mendatangkan kecemasan, kegalauan, dan bahkan penderitaan. Kerepotan pada diri sendiri ini kian berlanjut, misalnya dengan ditambah lagi anggapan pencapaian kesuksesan seseorang mengikuti pandangan-pandangan orang yang melintas dalam hidupmu. 

Perkara ini secara psikologis bisa dibilang akut bila dianggap biasa saja dan bukan hal penting. Masalah ini oleh Kim Suhyun, penulis dari Korea mendapat perhatian khusus. Kim lalu membagikan tulisan-tulisannya hingga membuat gebrakan tidak saja di dalam negaranya. Tercatat dii Korea buku ini laku 800.000 eksemplar. Tulisan-tulisannya yang menghibur dan memompa semangat hidup menuai sambutan positif sekitar 700.000 eksemplar terjual di Jepang. Kini buku tersebut hadir dalam bahasa Indonesia berjudul Hidup Apa Adanya. Oleh penerbit Transmedia Pustaka, buku ini diterjemahkan dengan judul asli 나는 나로 살기했다 I Decided to Live As Myself.

Apa saja pesan yang ingin disampaikan Kim dalam buku ini? Tentang bagaimana cara menghalau, kondisi-kondisi negatif yang menerpa remaja dan mahasiswa ini dituliskan dalam bahasa yang ringan dan sederhana. 

Buku ini bukan saja memberikan motiviasi dan inspirasi praktis, dalam menghalau segala bentuk kegalauan yang ada. Ada enam bagian yang disampaikan Kim Suhyun dalam buku bersampul seseorang yang sedang rebahan di atas rumput seperti sedang memandangi mu. Berisi esai-esai dan sharing cerita, untuk tujuan hidup lebih baik. 

Buku ini syarat dengan ilustrasi, digambar langsung oleh Kim. Simpel penuh warna. Sebuah pegangan praktis untuk usia remaja dan mahasiswa dalam pengembangan diri. Karena pembaca juga diajak berinteraksi dalam menuliskan sendiri to do list versinya sendiri. 

Semacam, warning yang dibagikan semua khususnya para milennials agar tidak berulang dan solusi bagi yang sedang mencari makna…bahwa kebahagian diri tidak bisa diukur dengan material, angka, anggapan-anggapan orang, serta jadilah diri sendiri. 

Nilai-nilai modern yang cenderung memprioritaskan hal material dan gaya hidup, memungkinkan seseorang keliru dalam memposisikan dirinya, bahkan dalam menilai orang lain. Seseorang akan lebih keren dan nampak sukses dengan ukuran-ukuran yang disematkan oleh modernisme. 

Maka tidak heran banyak yang berkompetisi mengejar penghargaan diri dengan cara-cara mengikuti arus mainstream. Cara mainstream yang dimaksud … Tujuannya agar eksistensinya dan pencitraan diri tercapai. Lalu muncullah istilah populer seperti “panjat sosial”. Sejatinya apa yang nampak di media sosial tidaklah selalu sama dengan apa yang sesungguhnya terjadi dalam dirinya. 

Cara-cara ini membuat upaya meraih kebahagiaan tidaklah natural. Jauh dari upaya menggali kemampuan yang ada dalam dirinya sendiri. Lahirnya kebudayaan pop menyuruhkan tontonan instans, viral sesaat dan dangkal. 

“Ilmu kesehatan, hukum, ekonomi, serta

teknologi adalah unsur dari kehidupan. Tapi puisi, keindahan, keromantisan, dan cinta adalah tujuan dari kehidupan.”

Qoute dari Film Dead Poets Society

To Do List praktis agar Hidup Apa Adanya mengajak agar tidak lupa bahagia, pandai menjaga syukur, dan jadilah dirimu sendiri. Waspadalah dengan trends dan penilaian yang mainstreams baik di media sosial maupun kelas-kelas sosial dan ekonomi yang terberi, serta berani menghadapi diri sendiri apa adanya dengan nyaman, tanpa peduli dengan pandangan di luar dirinya.

Ambillah nilai yang dibagikan oleh Kim secukupnya yang sesuai dan cocok dengan dirimu. Sebab dalam buku yang diterbitkan oleh Transmedia ini, kamu akan berjumpa banyak cerita yang menyimpan qoutes dan pesan moral khusus. 

 

To Do List dalam Menghargai Kehidupan

Cemas, takut, galau, iri, hidup yang dipepet komen-komen teman dan para netizen, dan sebagainya, serta bagaimana cara-cara menanggapi lebih bijak ditemukan dalam tulisan-tulisan Kim. Berikut beberapa to do list yang ada di balik buku bersampul ungu ini:

  1. Bangga dengan Kita yang Berani
  2. Tak perlu sakit hati dengan orang-orang yang melintas dalam hidupmu
  3. Hapuslah angka dalam hidupmu
  4. Jangan terpengaruh perkataan orang lain
  5. Tak perlu mencari alasan untuk diri sendiri

Masih banyak lagi poin dan detail bagian to do list yang bisa disimak dalam buku ini.

Buku ini bukan saja pas disimak para millennials. Harapannya jika orang tua yang memiliki anak-anak remaja, bisa ikut belajar agar lebih peka menghadapi kehidupan anak-anaknya. Selain itu tujuannya memberikan perhatian dan membantu mereka menemukan cara hidup sejati yang apa adanya, penuh kasih sayang dan sentuhan kebahagiaan yang hakiki. 

Bahagia menjadi diri sendiri, percaya diri, dalam memutuskan hidup dengan cara sederhana dan apa adanya. Sebab sebagian waktu kita bukankah untuk mencapai apa yang dinamakan kebahagiaan? 

hidup apa adanya Tertarik dengan pengalaman dan to do list yang dibagikan Kim dalam buku Hidup Apa Adanya? Buku ini bisa kamu peroleh di toko buku Gramedia dan toko buku daring kesayanganmu. Jangan sampai terlewat apalagi kehabisan dalam mengapresiasi kehidupan dengan cara apa adanya. 

Raih, simak, dan praktikkan agar kamu bisa belajar menerima kenyataan hidupmu yang lebih otentik. Buku ini semacam sebuah diary terbaik yang ditujukan untuk anak muda dalam memberikan kesempatan keluar dari masalahnya, belajar lebih jeli dan kritis, dan belajar bijak dalam memandang dan menapaki kehidupan. 

 

 

 

Wirasakti Setyawan penulis Derana
18/07/2019

Wirasakti Setyawan penulis buku Derana, akrab disapa Wira. Ia adalah laki-laki kelahiran Yogyakarta 23 Februari yang masih menyelesaikan tahun terakhirnya di Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Mengaggap sebuah gambar lebih dari sekadar benda mati, Wira selalu menyisipkan pesan tersirat pun tersurat dalam setiap momen yang direkam.

Selain hobi fotografi, menulis baginya adalah salah satu cara terbaik untuk berteriak, mengkritik, mengungkapkan dan berdoa secara diam-diam. Di sisi lain, ia lebih suka pemandangan kota daripada alam. Katanya, romantis tidak melulu tentang gunung dan laut.

Laki-laki humoris dan terencana ini kerap menghabiskan waktunya untuk menyeruput kopi dan menikmati malam. Ia bermimpi ingin mengunjungi semua negara di dunia. Lagi-lagi ia menganggap bahwa setiap tempat pasti memiliki kisah, cerita, dan cinta yang bisa diceritakan.

 

Wirasakti Setyawan bisa ditemui di:

Instagram @terjebakrindu

Twitter @terjebakrindu

Fadel Yulian penulis di Transmedia Pustaka
18/07/2019

Fadel Yulian adalah penulis buku Janji. Penulis in memiliki nama lengkap Muhammad Fadel Yulian Maulido, seorang pria nomaden kelahiran Kota Padang, 17 Juli 1997. Saat ini menempuh studi S1 Manajemen Bisnis di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Menghabiskan setengah umurnya dengan berpindah-pindah rumah mulai dari kota Padang, Yogyakarta, Bandung, dan saat ini menetap di Pekanbaru. Sembari itu, dalam menggali ilmu dan berbenah diri, Fadel menghabiskan masa SMP dan SMA di pesantren.

Mencari jati diri di perantauan sempat di rangkum dalam buku pertamanya yang diterbitkan secara self-publishing bertajuk “Lapak Pekarya di Perantauan” pada akhir 2017 silam. Ketertarikan dengan menulis sudah dimulai sejak SMA, menghasilkan beberapa esai opini yang ada di blog pribadi maupun koran. Sampai pada akhirnya, Fadel menemukan renjananya pada dunia sastra dan menerbitkan buku ini.

Pria yang mempunyai hobi berolahraga ini juga aktif dalam organisasi, dengan menjadi Ketua BEM Fakultas Bisnis dan Manajemen Teknologi ITS periode 2018. Beberapa kali juga sempat merintis usaha dan mendapat penghargaan baik dari perusahaan swasta maupun Kementerian melalui kompetisi regional dan nasional.

Dengan semangat “sekadar berbagi, syukur-syukur bisa menginspirasi”, menjadi pondasi penting bagi Fadel untuk tetap berkarya melalui kata-kata. Karena berbagi adalah kewajiban, jika bisa menginspirasi adalah bonus tambahan.

Fadel bisa ditemui di:

Instagram @fadelyulian

Twitter @fadelyulian_

09/01/2019

Ingin tahu rahasia bisa menulis dan cara menembus dunia penerbit buku? Transmedia Pustaka bersama penulis-penulis buku akan berbagi ilmu di workshop Kelas Menulis “Menuang Rasa Lewat Kata”. Pelatihan menulis ini khusus untuk kamu yang penasaran dan tertarik masuk ke dunia penulisan buku.

Catat ya waktu dan tempatnya:

Sabtu, 12 Januari 2019
Pukul: 11.00—16.00 WIB
The Reading Room, Kemang, Jakart Selatan

 

Kalau tidak mulai sekarang, kapan lagi guys! Yuk daftar untuk belajar menulis dan menembus penerbit bersama penulis-penulis TransMedia Pustaka.

Biaya Pendaftaran: Rp200.000,- (peralatan kelas, buku Transmedia Pustaka, makan siang, dan sertifikat menulis)

Info Pendaftaran lewat WhatsApp 0821-2251-70777 atau klik link ini.

 

Kelas Menulis Transmedia

 

Kelas Menulis Transmedia

 

kelas menulis transmedia

 

 

 

 

 

 

 

 

17/03/2017

 

  • Pria/ Wanita Maks. 27 tahun.
  • Pendidikan minimal S1 Bahasa Indonesia.
  • Gemar membaca dan menulis.
  • Diutamakan memiliki pengalaman di dunia perbukuan/ Editor.
  • Memahami dan menguasai tata bahasa Indonesia.
  • Mampu Bekerja Dalam Tim, Kreatif & Inovatif.
  • Memiliki Sim C / Sim A.
  • Menguasai Microsoft Word.
  • Posisi Penempatan Di Jagakarsa .

 

KIRIMKAN LAMARAN & CV ANDA KE:

agro.rekrutmen@agromediagroup.com

Atau

HR Transmedia Pustaka

Jl. H. Montong No 57, RT.09 RW. 03, Ciganjur – Jagakarsa – Jakarta Selatan

dengan menuliskan posisi yang dilamar pada subjek email atau di pojok kiri amplop

doa jeo
17/02/2016

Memiliki anak memang menyenangkan. Bagai magnet kehidupan, ia selalu saja bisa menarik perhatian kita sebagai orangtuanya. Apalagi saat mereka mulai mahir berkomunikasi. Kalimat yang belum sempurna, ucapan-ucapan yang terkadang membingungkan namun terdengar lucu, hingga ide-ide tak terkira terkadang membuat kita takjub.

doa jeo

Memiliki anak memang menyenangkan. Bagai magnet kehidupan, ia selalu saja bisa menarik perhatian kita sebagai orangtuanya. Apalagi saat mereka mulai mahir berkomunikasi. Kalimat yang belum sempurna, ucapan-ucapan yang terkadang membingungkan namun terdengar lucu, hingga ide-ide tak terkira terkadang membuat kita takjub.

Hal ini juga yang dirasakan mamak Elizabeth Ginting terhadap putrinya, Jeo. Ada-ada saja kelakuan dan ucapan Jeo yang bisa membuat Mamak kehilangan kata-kata. Misalnya saat Jeo hendak berangkat ke sekolah. Saat itu Jeo menyempatkan diri untuk berdoa. Begini katanya:

“Tuhan, Jeo mau sekolah, tolong jaga Jeo supaya pintar, tolong jaga Viel supaya pintar makannya, tolong jaga Daddy supaya bagus kerjanya. Amin.”

Sudah selesai? Tentu belum. Ini lanjutannya:

“Eh, lupa. Tolong jaga Mba Imah supaya gendut, tolong buat Mamak gak bawel lagi. Eh, iya Tuhan, buat Mamak Jeo jadi kurus, ya. Terima kasih, Tuhan. Amin.”

Yup, itulah doa Jeo sebelum ke sekolah. Lalu, Mamak? Sudah bisa ditebak tentunya, antara tidak terima dan tetap bersyukur karena Jeo selalu berdoa sebelum memulai kegiatannya.

Penasaran dengan tingkah polah Jeo lainnya? Temukan dalam buku Jeo; Celoteh si Tengil Bikin Kesentil.


jeoJeo; Celoteh si Tengil Bikin Kesentil karya Elizabeth Ginting berisi cerita lucu, seru, dan unik yang terjadi antara Ibu dan anak.

en play badge

You can also sellect color codes via admin theme options

That is some options to demo for you.

X