Ikhsanudin
08/05/2023

Ikhsanudin, akrab disapa Ihsan atau Kang Ihsan ini lahir di Aceh pada 19 Mei 1997. Dia merupakan seorang yang gemar membaca dan menulis. 

Lewat pengalaman dan perjalanan hidupnya, dia berusaha membagikan pelajaran dan hikmah yang dia tangkap, kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan-tulisan motivasi dan hikmah guna menyemangati dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Bagi Kang Ihsan, hidup adalah perihal memberi manfaat kepada orang lain.

 

 

08/05/2023

Candra Permana, seorang laki-laki kelahiran Subang, 20 Juni 2000. Candra aktif menulis konten di akun Instagram @candra.permanaa, yang berbagi inspirasi dengan jargon ‘di sini kamu akan merasa dipahami’. 

Saat ini, Candra merupakan seorang mahasiswa tingkat akhir sambil aktif mengajar sebagai mentor di salah satu lembaga pelatihan dan kecakapan yang berada di Purwakarta. 

Penulis pernah memenangkan challenge dalam kompetisi Konten Kreator yang diadakan oleh Muslim Creator Class dengan meraih empat kategori sekaligus. Tak banyak yang harus diceritakan, sebab dia menyadari betapa banyak kekurangan yang ada pada dirinya. 

Namun, penulis berharap, para pembaca tak hanya memandang ‘siapa penulisnya’ melainkan juga melihat ‘apa yang ditulisnya’. 

Candra Permana

08/05/2023

Hai…, Teman.

Namaku Nia Ruby, sosok perempuan di balik akun @puisidisenja. Menulis menjadi salah satu caraku untuk mengungkapkan rasa–rasa yang jujur dari hati meski cerita yang ditulis hanya sanggup kudengar dari seorang teman atau kerabat, tidak kualami sendiri.

Kujadikan menulis sebagai obat untuk diriku sendiri dan berharap menjadi penawar bagi orang lain. Setidaknya ketika kamu membaca tulisanku atau mendengar suaraku melalui podcast, lukamu sedikit terobati.

Ramuan menulisku hanya ada satu, yaitu hati. Semoga juga sampai ke hatimu, ya. Ketika aku menyuarakan tulisanku, ada perasaan yang juga ingin didengar dan berharap tersampaikan maksud dari tulisanku itu.

Selain itu, menulis membuatku belajar tentang arti syukur–tentang sekecil apa pun kebahagiaan yang datang atau sepahit apa pun rasa yang sedang menguji.

 

pemenang giveaway vote cover hening
31/01/2022

SELAMAT kepada pemenang. Terima kasih sudah mengikuti vote cover dari TransMedia Pustaka untuk buku LEBIH HENING DARI SEPI karya ZIA ULHAQ.

Berikut dapat akun yang bertuntung.

1. @saefullrezaa peserta vote di akun @bumifiksi.surabaya
2. @christ_imanuell peserta vote di akun @kbcjakarta
3. @vianitaarum peserta vote di akun penulis (@ziaulhaq.id)
4. @js_mnita, peserta vote di akun @distributorkawahmedia
5. @fahminurulf peserta vote di akun @transmediapustaka

 

12/01/2021

Ketika menyimak salah satu buku di bawah ini, harapannya semangat hidup kamu akan terbangkitkan kembali. Masalah hidupmu mulai terurai dan kamu pun segera move on. Apa pun masalahnya, tetap fokus dan sibuk pada solusi. Dengan begitu langkah, asa, dan jiwamu akan menguat. Ya, kamu juga akan dipacu untuk mensyukuri hidup dan menghargai diri sendiri, serta menemukan kebahagiaan dari hal kecil yang mungkin tidak kamu duga. Inilah yang akan kamu butuhkan.

Selain diberikan suguhan aneka masalah yang mengangkut kepribadian dan manajemen diri, ada pula aneka kisah menarik yang akan menginspirasimu. Buku-buku ini telah banyak mengubah hidup seseorang.

Buku di bawah ini masih relevan dan tetap cocok untuk mendampingi kamu yang sedang berada di masa sulit seperti sekarang ini. Pas untuk menghalau masa lalu dan mengusir dengan rasa galau di awal 2021. Apa saja buku tersebut, mari kita simak penggalan ulasan kelima buku tersebut.

 

Hidup Apa Adanya

Buku karangan Kim Suhyun ini memberikan solusi nyata semacam to do list untuk memecahkan persoalan, salah satunya seperti ketakutan, kecemasan, iri, dan galau dalam diri para millennials.  Cara praktis mengenali masalah dari sudut pandang yang lebih mudah dengan solusi tindakan untuk merencanakan perubahan-perubahan mulai dari diri sendiri. Pembaca diajak untuk bijak menilai dan melihat lingkungan dan dunia luar.  

Buku ini syarat dengan ilustrasi, digambar langsung oleh Kim. Simpel penuh warna. Sebuah pegangan praktis untuk usia remaja dan mahasiswa dalam pengembangan diri. Karena pembaca juga diajak berinteraksi dalam menuliskan sendiri to do list versinya sendiri.

Semacam, warning yang dibagikan semua khususnya para milennials agar tidak berulang dan solusi bagi yang sedang mencari makna…bahwa kebahagian diri tidak bisa diukur dengan material, angka, anggapan-anggapan orang, serta jadilah diri sendiri. 

Buku ini masuk rak buku bestseller tidak saja di Korea Selatan, namun juga di Indonesia. Bacaan menarik bagi generasi Millenials dan tidak salah disimak juga oleh orangtuanya.

Hidup Apa Adanya

Pesan Di Sini

 

How To Respect Myself

How To Respect Myself buku karya Yoong Hong Yun, berisi tentang bagaimana menghargai diri sendiri dan mencintai diri apa adanya tanpa kebimbangan. Diri yang unik dan wajib diterima apa adanya untuk mandiri dan lebih bernilai. Yoong Hong Yun memberikan langkah demi langkah cara menyelesaikan masalah terkait self improvement. Setidaknya ada 24 latihan untuk meningkatkan kepercayaan diri, disertai analisa masalah-masalah yang dekat dengan dunia remaja dan mahasiswa.

Buku berjudul How To Respect Yourself ini, di Goodreads mendapat rating tinggi, 4,5 bintang. Jason Abdul yang memberikan review bintang lima, mengulasnya bahwa buku tersebut sangat mengena dan ringan, cocok dengan hati dan pikirannya. Sementara Dina, selain memberikan bintang lima dan merekomendasikan untuk orang lain, ia menuliskan, Hal lain yang membuat saya menyukai buku ini adalah, penulis menanyakan alasan kita membaca dan hal apa yang ingin kita rubah setelah membaca buku ini. Penulis meminta kita untuk menuliskan secara konkret.” 

 

How to Respect Myself

Pesan Di Sini

 

Sesekali Kita Butuh Sepi 

Di tengah dunia yang riuh dan gaduh ini, kita perlu sejenak mengambil waktu untuk hening dan menyepi. Duduk menyendiri dalam suasana yang lenggang untuk menepikan jiwa kita yang mungkin sedang butuh asupan energi

Hal ini penting kembali melihat diri. Tujuannya untuk kembali mengumpulkan semangat, mengambil hikmah, dan menguatkan langkah. Hidup butuh sepi agar kita mampu mendengar lebih jelas apa kata hati, demikian Ikhsanuddin, penulis buku Sesekali Kita Butuh Sepi.

Buku ini mengajak pembaca kembali ke dalam diri, merenungi kembali makna sepi. 

 Sesekali Kita Butuh Sepi

Pesan Di Sini

 

Kamu Hanya Perlu Pulang

Kata “pulang” bisa dimaknai apa pun oleh pembaca buku ini. Salah satunya penulis ingin membawa pembaca pulang ke dalam diri setelah perjalanan panjang bertemu banyak kesedihan untuk bergeser ke ruang “bahagia”. 

Buku Kamu Hanya Perlu Pulang berisi cerita pendek dan puisi karya Stevany Chandra, pemilik akun Instagram @kata.puan. Ditulis dengan bahasa yang sederhana dan begitu dekat dengan perasaan dan persoalan kehidupan.

Di situs Goodreads, pembaca buku ini sebagian besar suka dan terpikat cara penyajian diksi, cara penyampaikan cerita pendek, dan puisinya. Seperti halnya, Wardah yang menuliskan, cocok banget dibaca kamu yang butuh bacaan santai, tapi mengajak merenung dan berpikir. Berbeda lagi Sheila menanggapi lebih detail, tentang pembagian buku yang terdiri tiga bagian, antara lain tentang perbedaan, perasaan, dan keinginan.

Kamu Hanya Perlu Pulang

Pesan Di Sini

 

 

Bukannya Malas, Cuma Lagi Mager Aja

Mager, malas gerak tidak selalu identik dengan hal negatif. Ada saatnya manusia butuh rebahan untuk mengendapkan diri. Ada kalanya mager dibutuhkan saat kita sedang merasa hampa dan merasa sedang depresi. Semua itu untuk mengganti energi tubuh yang sedang kelelahan dan menambah energi agar kembali ke arah positif.

Urusan mager memang tidak sendirian, kamu banyak teman. Buku ini cocok untuk kamu yang sedang merasa hampa dan hilang arah. Buku ini didampingi cerita dan visual ilustrasi yang lucu dan menawan. Pembaca akan dibawa dan ikut masuk dengan cara yang ringan dan santai.

 Berdasarkan rating pembaca di situs Goodreads, buku mendapatkan bintang empat. Beberapa pembaca sepakat, buku ini cocok dan dekat untuk dirinya. Seperti dalam penggalan ulasan Khayana, “buku ini cocok untuk kita yang berada di titik hampa, overthinking, dan kehilangan minat melakukan aktivitas apa pun. Buku ini menceritakan kisah penulis beserta solusi yang dia ambil, dan dikemas dengan ilustrasi-ilustrasi yang lucu dan menarik. Bahasa dalam buku ini ringan dan mudah dipahami, tetapi isi dari buku ini ngena!”

Pesan Di Sini

 

Bagi kamu yang belum sempat mengoleksi kelima buku tersebut, silakan peroleh di link official store Transmedia Shopee/tmpustakaofficial  atau Tokopedia.com/transmediapustaka

Yuk, tetap jaga semangat dan simak buku-bukunya untuk menjaga “imunitas jiwamu” lebih baik lagi dalam melangkah di tahun 2021! 

 

 

 

 

 

hidup apa adanya
03/03/2020

Saat menginginkan saya ingin seperti itu, ingin seperti apa yang ada di televisi dan media sosial, terutama soal gaya hidup dan kesuksesan, maka hal tersebut bisa saja mendatangkan kecemasan, kegalauan, dan bahkan penderitaan. Kerepotan pada diri sendiri ini kian berlanjut, misalnya dengan ditambah lagi anggapan pencapaian kesuksesan seseorang mengikuti pandangan-pandangan orang yang melintas dalam hidupmu. 

Perkara ini secara psikologis bisa dibilang akut bila dianggap biasa saja dan bukan hal penting. Masalah ini oleh Kim Suhyun, penulis dari Korea mendapat perhatian khusus. Kim lalu membagikan tulisan-tulisannya hingga membuat gebrakan tidak saja di dalam negaranya. Tercatat dii Korea buku ini laku 800.000 eksemplar. Tulisan-tulisannya yang menghibur dan memompa semangat hidup menuai sambutan positif sekitar 700.000 eksemplar terjual di Jepang. Kini buku tersebut hadir dalam bahasa Indonesia berjudul Hidup Apa Adanya. Oleh penerbit Transmedia Pustaka, buku ini diterjemahkan dengan judul asli 나는 나로 살기했다 I Decided to Live As Myself.

Apa saja pesan yang ingin disampaikan Kim dalam buku ini? Tentang bagaimana cara menghalau, kondisi-kondisi negatif yang menerpa remaja dan mahasiswa ini dituliskan dalam bahasa yang ringan dan sederhana. 

Buku ini bukan saja memberikan motiviasi dan inspirasi praktis, dalam menghalau segala bentuk kegalauan yang ada. Ada enam bagian yang disampaikan Kim Suhyun dalam buku bersampul seseorang yang sedang rebahan di atas rumput seperti sedang memandangi mu. Berisi esai-esai dan sharing cerita, untuk tujuan hidup lebih baik. 

Buku ini syarat dengan ilustrasi, digambar langsung oleh Kim. Simpel penuh warna. Sebuah pegangan praktis untuk usia remaja dan mahasiswa dalam pengembangan diri. Karena pembaca juga diajak berinteraksi dalam menuliskan sendiri to do list versinya sendiri. 

Semacam, warning yang dibagikan semua khususnya para milennials agar tidak berulang dan solusi bagi yang sedang mencari makna…bahwa kebahagian diri tidak bisa diukur dengan material, angka, anggapan-anggapan orang, serta jadilah diri sendiri. 

Nilai-nilai modern yang cenderung memprioritaskan hal material dan gaya hidup, memungkinkan seseorang keliru dalam memposisikan dirinya, bahkan dalam menilai orang lain. Seseorang akan lebih keren dan nampak sukses dengan ukuran-ukuran yang disematkan oleh modernisme. 

Maka tidak heran banyak yang berkompetisi mengejar penghargaan diri dengan cara-cara mengikuti arus mainstream. Cara mainstream yang dimaksud … Tujuannya agar eksistensinya dan pencitraan diri tercapai. Lalu muncullah istilah populer seperti “panjat sosial”. Sejatinya apa yang nampak di media sosial tidaklah selalu sama dengan apa yang sesungguhnya terjadi dalam dirinya. 

Cara-cara ini membuat upaya meraih kebahagiaan tidaklah natural. Jauh dari upaya menggali kemampuan yang ada dalam dirinya sendiri. Lahirnya kebudayaan pop menyuruhkan tontonan instans, viral sesaat dan dangkal. 

“Ilmu kesehatan, hukum, ekonomi, serta

teknologi adalah unsur dari kehidupan. Tapi puisi, keindahan, keromantisan, dan cinta adalah tujuan dari kehidupan.”

Qoute dari Film Dead Poets Society

To Do List praktis agar Hidup Apa Adanya mengajak agar tidak lupa bahagia, pandai menjaga syukur, dan jadilah dirimu sendiri. Waspadalah dengan trends dan penilaian yang mainstreams baik di media sosial maupun kelas-kelas sosial dan ekonomi yang terberi, serta berani menghadapi diri sendiri apa adanya dengan nyaman, tanpa peduli dengan pandangan di luar dirinya.

Ambillah nilai yang dibagikan oleh Kim secukupnya yang sesuai dan cocok dengan dirimu. Sebab dalam buku yang diterbitkan oleh Transmedia ini, kamu akan berjumpa banyak cerita yang menyimpan qoutes dan pesan moral khusus. 

 

To Do List dalam Menghargai Kehidupan

Cemas, takut, galau, iri, hidup yang dipepet komen-komen teman dan para netizen, dan sebagainya, serta bagaimana cara-cara menanggapi lebih bijak ditemukan dalam tulisan-tulisan Kim. Berikut beberapa to do list yang ada di balik buku bersampul ungu ini:

  1. Bangga dengan Kita yang Berani
  2. Tak perlu sakit hati dengan orang-orang yang melintas dalam hidupmu
  3. Hapuslah angka dalam hidupmu
  4. Jangan terpengaruh perkataan orang lain
  5. Tak perlu mencari alasan untuk diri sendiri

Masih banyak lagi poin dan detail bagian to do list yang bisa disimak dalam buku ini.

Buku ini bukan saja pas disimak para millennials. Harapannya jika orang tua yang memiliki anak-anak remaja, bisa ikut belajar agar lebih peka menghadapi kehidupan anak-anaknya. Selain itu tujuannya memberikan perhatian dan membantu mereka menemukan cara hidup sejati yang apa adanya, penuh kasih sayang dan sentuhan kebahagiaan yang hakiki. 

Bahagia menjadi diri sendiri, percaya diri, dalam memutuskan hidup dengan cara sederhana dan apa adanya. Sebab sebagian waktu kita bukankah untuk mencapai apa yang dinamakan kebahagiaan? 

hidup apa adanya Tertarik dengan pengalaman dan to do list yang dibagikan Kim dalam buku Hidup Apa Adanya? Buku ini bisa kamu peroleh di toko buku Gramedia dan toko buku daring kesayanganmu. Jangan sampai terlewat apalagi kehabisan dalam mengapresiasi kehidupan dengan cara apa adanya. 

Raih, simak, dan praktikkan agar kamu bisa belajar menerima kenyataan hidupmu yang lebih otentik. Buku ini semacam sebuah diary terbaik yang ditujukan untuk anak muda dalam memberikan kesempatan keluar dari masalahnya, belajar lebih jeli dan kritis, dan belajar bijak dalam memandang dan menapaki kehidupan. 

 

 

 

Wirasakti Setyawan penulis Derana
18/07/2019

Wirasakti Setyawan penulis buku Derana, akrab disapa Wira. Ia adalah laki-laki kelahiran Yogyakarta 23 Februari yang masih menyelesaikan tahun terakhirnya di Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Mengaggap sebuah gambar lebih dari sekadar benda mati, Wira selalu menyisipkan pesan tersirat pun tersurat dalam setiap momen yang direkam.

Selain hobi fotografi, menulis baginya adalah salah satu cara terbaik untuk berteriak, mengkritik, mengungkapkan dan berdoa secara diam-diam. Di sisi lain, ia lebih suka pemandangan kota daripada alam. Katanya, romantis tidak melulu tentang gunung dan laut.

Laki-laki humoris dan terencana ini kerap menghabiskan waktunya untuk menyeruput kopi dan menikmati malam. Ia bermimpi ingin mengunjungi semua negara di dunia. Lagi-lagi ia menganggap bahwa setiap tempat pasti memiliki kisah, cerita, dan cinta yang bisa diceritakan.

 

Wirasakti Setyawan bisa ditemui di:

Instagram @terjebakrindu

Twitter @terjebakrindu

You can also sellect color codes via admin theme options

That is some options to demo for you.

X