Ada istilah yang menyatakan, “Perempuan tidak butuh cokelat atau hadiah. Mereka lebih butuh kepastian.” Yang sedang menjalani proses pendekatan, tentu ingin segera pacaran. Yang sudah pacaran, tentu berharap untuk menikah. Ya… mungkin awalnya masih bisa dibawa santai, tapi lambat laun, perasaan pasti akan semakin tumbuh dan ekspektasi pun berkembang.
Terlebih lagi, perempuan mempunyai expiration date. Memang, sebaiknya jangan menikah hanya karena terpojok tenggat waktu. Tapi coba bayangkan, jika seorang perempuan berusia kepala dua atau tiga saja masih proses pendekatan dan tidak diberikan kepastian oleh si lelaki, pada usia berapa ia akan berpacaran? Menikah? Hamil? Membesarkan anak? Padahal, usia produktif perempuan sangat terbatas. Di sinilah pentingnya kepastian, untuk menentukan arah dan tujuan sebuah hubungan.
Jika Anda sedang menghadapi dilema karena merasa “digantung” oleh pasangan, beberapa cara berikut mungkin dapat dicoba.
1. Ajak dia bertemu dan utarakan keinginan Anda untuk mendapat kepastian. Tanyakan saja dengan obrolan yang ringan dan santai—tegas, tapi tidak menekan. Sebaiknya jangan tanyakan ini lewat chat atau telepon. Obrolan sepenting ini perlu dilakukan secara tatap muka agar Anda dapat menilai langsung dari responsnya, dia serius atau tidak.
2. Jika Anda masih terlalu gengsi untuk menanyakan langsung, coba bahas hal ini secara tersirat. Cari tahu sudut pandang dia tentang pentingnya komitmen. Dari sini Anda juga bisa melihat, apa yang menghalanginya untuk “maju”.
3. Jika kedua cara tersebut belum berhasil, bersabar saja dulu, jangan terlalu sering membahas. Tidak sedikit lelaki yang kabur karena ditodong pertanyaan soal kepastian ini. Perlahan saja, tapi kena.
Satu hal yang penting dalam mencari kepastian adalah mempersiapkan batin dan mental untuk mendengar jawaban si laki-laki. Expect for the best, prepare for the worst. Kalau jawabannya menyenangkan, hubungan bisa dilanjutkan ke jenjang selanjutnya. Tapi kalau jawabannya tidak sesuai harapan, jangan berkecil hati. Belum siap bukan berarti tidak mau. Dibicarakan saja dulu baik-baik. Yang jelas, kalau memang dia sama sekali tidak ada niat untuk serius, kuatkan diri untuk meninggalkan hubungan tanpa masa depan.
Segalanya memang penuh risiko, tetapi jika tidak pernah mencoba, kita tidak akan tahu, bukan? Selamat menemukan kepastian dan semoga itu yang terbaik.
Curhatan perempuan lainnya dapat Anda temukan dalam buku Peyempuan 2 karya akun Twitter @peyemp. Buku ini menunjukkan bahwa perempuan tidak lepas dari permasalahan, tetapi juga tidak lepas dari berbagai kekuatan dan keajaiban dalam hidupnya.