05/01/2009

Assalammu’alaikum, pak Ariyanto…

Perkenalkan saya seorang fresh graduate dengan latar belakang pendidikan marketing management. Saya pernah membaca buku pak Ari yang berjudul "Modal Dengkul Untung Sebakul". Buku ini semakin memotivasi saya untuk mewujudkan rencana-rencana saya ke depan. Saya berencana menjalankan bisnis di bidang penerbitan dengan menerbitkan buku-buku dari para penulis yang suatu saat nanti saya harap bisa best seller.Saya juga berharap buku-buku yang saya terbitkan nanti bisa beredar di seluruh toko buku. Saat ini, saya memiliki kenalan percetakan dan insya Allah ada yang bersedia menyediakan modalnya.Pertanyaan saya:

Langkah-langkah apa saja yang harus saya jalankan dalam memulai usaha ini?
Jenis promosi apa yang paling efektif dalam mempromosikan buku-buku yang ingin saya terbitkan nanti?
Bagaimana teknik lobi yang baik agar buku yang saya terbitkan nanti bisa masuk ke toko-toko buku terkenal seperti:Gramedia, Karisma, dll?
Sebelumnya, terima kasih banyak atas jawabannya. Smoga Pak Ariyanto sukses selalu!

Wassalammu’alaikum

Finda-Depok.

Read More

02/01/2009

Selamat Pagi Mas Ariyanto

    Apa kabar…. baik ya….semoga lancar dan sukses selalu, perkenalkan nama saya Lukman.

    Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan.

       1. Kapan suatu usaha bisa di waralabakan atau di franchisekan.
       2. Apa nunggu usaha tsbt punya nama dan terkenal.
       3. Bidang saya dimakanan yaitu Nasi Goreng.
       4. Saya optimis sebab menurut saya Nasgor saya pertama di Indonesia.
       5. Kenapa saya pilih Nasgor menurut saya Nasgor sudah meng- Indonesia.
       6. Saya sudah memulai usaha Nasgor 3 tahun yang lalu, tahun pertama di Sby, tahun kedua dan ketiga di Malang  dan sekarang saya pindah ke Jakarta juga buka Nasgor tepatnya disebelah Ace Hardware Fatmawati Jak-Sel.
       7.Ada beberapa kreasi dan inovasi yang saya dapatkan selama berjualan Nasgor, dan belum saya expose. Saya           masih cari moment yg pas.
       8. Apa harus di Jkt utk sentral produksinya (dekat pasar yg potensial dgn asumsi daya beli OK), menurut saya di            Malang bahan baku lebih murah dan lengkap (komponen produksi).
       9. Saya optimis kalau produk Nasgor ini dilounching pasti banyak yang mengikuti,bagamana untuk mengatasi hal tersebut. apa saya harus cari investor yg mampu utk backup dana bila terjadi persaingan agar bisa mempertahankan the first, the best and different.

Sekian matur suwon.

Lukman
lukman_baitang@XXXX

——————–

Salam Sukses pak Lukman…
Terimakasih atas perhatiannya. Insya Allah saya akan sempatkan buat mampir di rumah makan Nasi Goreng bapak. Kebetulan saya juga penggemar wisata kuliner. Saya sangat senang berburu makanan-makanan unik. Kapan-kapan saya pasti mampir ke tempat bapak. Sehubungan dengan pertanyaan bapak:

Kapan sebuah usaha bisa di waralaba kan ?.
Apa harus menunggu terkenal dulu ?

Sebuah  usaha bisa di franchise kan apabila: a. Memiliki Uniqes (ciri khas yang unik), b. Sudah terbukti menguntungkan, c. Mudah diduplikasi oleh mitra usahanya, d. Memiliki cash flow usaha yang baik selama 2 tahun (minimal).

Jadi menurut saya tidak harus menunggu nama tersebut terkenal terlebih dahulu bari di franchise kan. Namun demikian, sebuah usaha yang sudah memiliki nama besar tentu akan lebih mudah untuk mendapatkan mitra waralaba, karena salah satu tujuan orang bergabung menjadi mitra waralaba adalah ingin agar usaha yang dibuka langsung laku. Jadi tidak perlu merintis dan memperkenalkan nama usahanya kepada publik. Itulah mengapa banyak perusahaan waralaba besar yang berani menetapkan harga mahal bagi brand produknya. Misalnya 500 juta untuk penggunaan merek selama 5 tahun. Itu karena mereka yakin bahwa dengan merek yang sudah terkenal itu, mitra waralaba akan mendapatkan keuntungan ganda ketika membuka usahanya. Karena dia bergabung menjadi mitra waralaba dari sebuah perusahaan yang sudah memiliki nama besar.

Bapak bisa menunggu sampai nama usaha bapak terkenal atau bisa juga mulai memasarkan waralaba bapak dari sekarang sambil mengupayakan agar usaha bapak menjadi makin terkenal. Dengan makin "besar" nya nama usaha bapak. Maka akan makin mudah pula bagi bapak untuk mendapatkan mitra waralaba. Dan makin besar pula potensi uang joint fee atau franchisee fee yang bisa bapak dapatkan. Karena orang tidak akan sayang keluar uang puluhan hingga ratusan juga untuk bisa menggunakan merek yang sudah terkenal.

Haruskah sentral produksinya di Jakarta ?

Menurut saya tidak harus. Justru pada saat ini banyak pengusaha waralaba yang memindahkan sentral  bisnisnya (terutama dalam hal produksi) ke luar Jakarta. Kenapa?. Karena mereka ingin effisiensi.  Kita tahu kan, biaya produksi di Jakarta  sangatlah tinggi, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya-biaya operasional lain. Makanya saya juga setuju jika banyak pengusaha waralaba mengalihkan kegiatan produksinya di daerah untuk menekan biaya produksi. Karena didaerah biaya bisa ditekan lebih rendah. Namun demikian untuk kegiatan pemasaran tetap saya sarankan menggunakan Jakarta sebagai "base" nya. Karena di Jakarta akses ke semua media (khususnya media nasional) lebih mudah dan cepat. begitu juga dengan urusan birokrasi yang sifatnya nasional, Jakarta lebih menguntungkan ketimbang didaerah. Karena pada di bisnis waralaba, makin besar lingkupnya akan makin menarik. Oleh karena itu bapak harus mensett bisnisnya dalam skala nasional. Dan itu akan menarik orang-orang daerah untuk menjadi mitra waralaba.

Jadi menurut saya. Jika saat ini bapak sudah merasa mantap dengan menu-menu spesial yang bapak miliki. Dan bapak yakin bahwa menu-menu tersebut unik dan menarik. Maka segera saja bapak  bikin konsep waralabanya.  Mulai dari business plan hingga  SOP (Standart Operating Procedure nya). Untuk nama bapak bisa pilih yang menarik perhatian orang (usahakan tidak lebih dari 3 kata. satu atau dua kata juga cukup bagus). Kemudian bapak juga harus mempersiapkan SDM khusus buat menangani dan menjalankan konsep waralaba tersebut. Karena kita tahu bahwa konsep bisnis waralaba memiliki potensi keuntungan yang berlipat ganda dan bapak bisa memiliki berbagai sumber penghasilan seperti: 1. pendapatan dari biaya joint fee / franchise fee, 2.pendapatan dari royalti fee,3.keuntungan dari penjualan peralatan, 4. Keuntungan dari penjualan bahan baku, 5.Keuntungan dari biaya training, dan sebagainya. Namun demikian karena menyangkut banyak orang. Maka potensi timbulnya masalahpun juga banyak setidaknya tiap 1 cabang waralaba memiliki 1 potensi masalah yang bisa timbul setiap saat. Nah, sebagai pengusaha waralaba hal-hal seperti itulah yang harus bapak siapkan dan antisipasi.

Haruskan mencari investor ?

Kalau bapak sudah memiliki modal kerja dan dana cadangan yang cukup saya rasa tidak perlu lagi mencari investor. karena bapak bisa meng-optimalkan dana yang bapak miliki saja. Mungkin suatu saat nanti bapak butuh untuk pengembangan usaha. Misalnya membuka Restauran Nasi Goreng dalam skala besar, baru bapak memikirkan kehadiran investor. Sementara waktu saya sarankan bapak cari saja investor-investor untuk menjadi mitra usaha bapak dalam artian sebagai mitra waralaba saja. Karena dengan cara ini bapak akan bisa membuka banyak cabang di banyak tempat tanpa mengeluarkan uang seperserpun dan bahkan bapak bisa mendapatkan banyak pendapatan dari cabang-cabang baru yang dibuka oleh mitra bapak.

Semoga jawaban saya cukup memadai. Jika ada pertanyaan lain silakan bapak kirim e-mail lagi. Atau suatu saat nanti kita bisa bertemu untuk mendiskusikan usaha bapak. Salam Sukses !!!

Ariyanto M.B.

     

  

02/01/2009

Kepada Yth Mas Ariyanto

    Kami seorang karyawan, beri kami jalan keluar untuk bisa usaha sendiri
    Sebagai catatan, usaha sambpingan kami:

    1. Susu Kedelai
    2. Toko MAPAN jual barang listrik dan elektronik

    Namun kedua usaha sampingan kami belum mencukupi, dan kami belum cukup berani meninggalkan karier saya sebagai karyawan.

    Terimakasih.

    Hormat kami,
    Pudjo Hartono

__________________________________

Yth.Bapak Pudjo

Terimakasih atas perhatian dan kesediaannya membaca buku saya. Insya Allah buku tersebut akan bermanfaat bagi usaha bapak. Sebenarnya dengan posisi bapak sebagai seorang karyawan dan kemudian memiliki usaha sampingan Susu Kedelai dan Toko Elektronik itu sudah cukup bagus. Artinya bapak sudah berhasil melewati ujian tahap awal, yaitu Berani Mulai dan Berani Berproses. Namun perlu saya sampaikan bahwa jika usaha tersebut "hanya" lah sampingan. Maka potensi penghasilannya maksimal adalah 3 x – 5 x lipat dari pendapatan bapak sebagai karyawan. Kalau bapak full time mengelola bisnis, maka potenso penghasilannya menjadi tidak terbatas lagi. Terutama jika bapak menerapkan sistem waralaba / franchise dalam bisnis bapak.

Yah, masalah saat ini bapak belum merasakan hasil yang signifikan itu adalah persoalan lain. Ada beberapa hal yang mungkin bisa bapak jadikan sebagai bahan evaluasi:

1. Apakah selama ini Managemen keuangan di usaha sampingan bapak sudah terpisah antara pendapatan pribadi dengan pendapatan usaha?. Begitu juga dengan pengeluarannya. Apakah sudah terpisah antara pengeluaran pribadi dengan pengeluaran usaha. Jika sampai dengan saat ini keduanya masih tercampur. Sebaiknya segera dipisahkan. Supaya bapak bisa mengetahui sebenarnya usaha bapak itu untung apa rugi.

2. Apakah selama ini bapak hanya memakan "buah"nya saja?. kalau iya. Berarti itu sudah benar. karena banyak pengusaha yang secara disadari ataupun tidak suka memakan "pohonnya" artinya modal yang harusnya dikelola justru digunakan untuk keperluan pribadi. itu yang menyebabkan banyak usaha tidak bisa bertahan lama.

3. Apakah selama ini setiap masalah di usaha langsung diselesaikan?.  Banyak pelaku usaha sampingan yang mengabaikan penyelesaian masalah dengan cepat. Akibatnya masalah yang sebenarnya kecil menjadi besar dan bahkan menjadi "duri dalam daging" di usahanya. Oleh karena itu setiap ada masalah sekecil apapun sebisanya segera diselesaikan.

4.Apakah selama ini "terjebak" dalam rutinitas semata?. Ini juga penting untuk dilihat, karena jika seorang pengusaha hanya berkutat dalam hal-hal teknis dan monoton, maka usaha pasti tidak akan bisa berkembang. Oleh karena itu jika usaha sudah berjalan sebaiknya segera delegasikan wewenang kepada orang lain. Dan kita selaku pemilik usaha tinggal menjalankan mekanisme kontrol dan berpikir pengembangan saja.

Masalah bapak sekarang masih menjadi karyawan sebenarnya tidak masalah. Sebaiknya memang bapak menguatkan dahulu pondasi keuangan  yang ada. Setidaknya bapak harus memiliki dana cadangan untuk keluarga dan dana cadangan untuk bisnis setidaknya untuk 1 tahun pertama. Saran saya, tidak perlu buru-buru memutuskan keluar dari pekerjaan sekarang untuk berbisnis. Perkuat posisi keuangan keluarga terlebih dahulu. Kemudian cadangkan dana operasional untuk 1 tahun usaha berjalan (anggap saja selama 1 tahun bisnis belum menghasilkan). nah, setelah itu silakan jika bapak ingin full 100% berbisnis. karena hanya dengan jalan bisbinislah potensi penghasilan tak terbatas bisa kita dapatkan. Saya tidak menyarankan bapak untuk buru-buru meninggalkan posisi karyawan, karena pada kenyataannya bisnis itu membutuhkan proses. dan proses itu membutuhkan kesiapan mental baik dari pelakunya sendiri maupun dari keluarganya. Sekian dulu pak. Semoga bermanfaat. Salam Sukses !!!

  

09/09/2008

Pertanyaan:

Salam sukses selalu Mas Ariyanto,

Perkenalkan nama saya Yopi, seorang karyawan swasta yang ditugaskan di Lampung. Saya adalah salah satu penggemar buku “Modal Dengkul, Untung Sebakul”. Sungguh sebuah buku yang sangat inspiratif sehingga memacu semangat saya untuk segera do action!

Ada beberapa hal yang saya ingin tanyakan yang sudi kiranya Mas Ari dapat menolong saya yaitu mengenai:

1.    Dengan kondisi saya berada di Lampung bisnis franchise apa yang paling tepat saya jalankan ?
2.    Dengan dana 10 juta apakah lebih baik saya mencoba buka usaha sendiri ataukah mengambil jalur aman lewat jalur waralaba?
3.    Apabila segmentasi pasar yang saya incar adalah hampir semua kalangan kira-kira waralaba seperti apa yang paling tepat untuk dipilih dengan kondisi saya menyukai waralaba makanan/minuman.
 
Demikian pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada Mas Ari. Saya ucapkan terima-kasih semoga Mas Ari bertambah sukses di masa depan.
 
Wassalam

Yopi  Oktavianus, Lampung
(zoviok_2004@yahoo.com)

Read More

09/09/2008

Pertanyaan:

Yth Mas Ari,

Saya Vita (21 th), seorang mahasiswi ekstensi program sastra Inggris S1 di sebuah universitas negeri nomer wahid di kota Semarang. Akhir-akhir ini saya kepikiran buat bikin bisnis. Apalagi setelah membaca buku “Modal Dengkul, Untung Sebakul” saya semakin optimis untuk mulai. Terkait hal ini saya ada beberapa pertanyaan berikut

1. Bisa nggak ya menjalankan usaha denga modal tiga juta saja?
2. Saya lemah dalam mengatur keuangan, kira-kira apa yang harus saya lakukan?
3. Bisnis home industry (misalnya: jualan bahan baku bakso) kan semakin menjanjikan. Tapi, sayangnya orangtua saya nggak rela kalau anaknya yang lulus S1 tapi malah dagang bakso. Gimana ya?
4. Lalu, bagaimana pula menghitung keuangannya, akuntansi saya kan nggak bagus?

Mohon solusinya ya. Terima kasih.

Vita, Semarang
(edan_marching@yahoo.co.id)

Read More

08/09/2008

Pertanyaan:

Selamat siang,

Salam kenal Pak Ariyanto. Nama saya May (23 tahun), bekerja di sebuah perusahaan. Saya ingin meminta sedikit saran dari Anda. Saya sedang menyelesaikan membaca buku Anda yang berjudul “Modal Dengkul Untung Sebakul”, sangat menarik dan sangat mengena dengan kondisi yang saya hadapi sekarang.

Saat ini saya bekerja di sebuah perusahaan milik ayah teman saya dengan gaji pokok sesuai UMR daerah saya. Walaupun saya merasa itu tergolong cukup rendah tapi saya senang dengan pekerjaannya yakni di bagian administrasi. Sayangnya, sebulan setelah saya bekerja, rekan sekantor yang menangani bidang keuangan mengundurkan diri. Akibatnya, saya yang harus meng-handle job bagian administrasi dan keuangan. Ini mengakibatkan saya selalu pulang lebih dari jam kantor yang ditetapkan, dan akhirnya kondisi fisik saya pun menurun. Jika kondisi ini berlanjut terus-menerus tentu saja saya yang akan dirugikan.

Pertanyaan saya adalah:
1. Kira-kira apa alasan yang tepat untuk saya sampaikan pada atasan, agar ketika resign hubungan pertemanan dengan anaknya tidak terpengaruh?
2. Usaha apa yang bagus untuk saya jalankan dengan modal 5 juta? Saya juga sangat tertarik dengan waralaba, kira-kira yang bagus apa ya?

Mohon bantuannya Pak Ariyanto. Terima Kasih sebelumnya.

Meity K, Makasar (m4y_2@yahoo.com)

Jawaban:

Mbak Meity yang baik, memang salah satu cara untuk meraih “kebebasan” adalah dengan menjadi pengusaha (business owner) atau pekerja mandiri (self employee).  Karena dengan menjadi pengusaha, Anda akan bisa mendapatkan kebebasan waktu, kebebasan berpikir dan bahkan kebebasan finansial. Waktu Anda tidak lagi dibatasi oleh jam kantor yang ditetapkan perusahaan tempat Anda bekerja. Otak Anda bisa berpikir sebebas-bebasnya untuk melakukan kreatifitas yang Anda inginkan. Dan, penghasilan Anda juga tidak terbatas dari gaji bulanan yang selama ini Anda dapatkan secara tetap. Tapi, perlu saya sampaikan bahwa untuk menuju itu semua membutuhkan proses yang kadangkala “panjang” dan “berliku”.

Jadi, yang menjadi pertanyaan adalah seberapa siap Anda menjalani proses tersebut sebelum bisnis Anda sukses? Banyak orang ingin sukses tapi takut mengalami kegagalan. Padahal kegagalan-kegagalan itulah sebenarnya “jalan” menuju kesuksesan. Artinya jika Anda siap untuk “gagal” dan siap bangkit kembali ketika itu terjadi. Maka, sebenarnya kesuksesan hanyalah persoalan waktu saja.

Keputusan Anda untuk resign dari posisi karyawan dan kemudian ingin berbisnis sangat saya dukung. Namun, tentu saja Andalah yang paling berhak untuk memutuskan. Saya hanya sekadar memberikan masukan.
1. Alasan yang tepat untuk mengajukan resign ke atasan.
Menurut saya, jujur saja Anda sampaikan, bahwa Anda ingin mandiri dan ingin membuka usaha sendiri. Saya yakin jika atasan Anda adalah langsung pemilik usahanya (apalagi jika yang bersangkutan juga memiliki riwayat berbisnis dengan modal dengkul) keinginan Anda tersebut justru akan mendapatkan dukungan dan bahkan mungkin saja suatu saat Anda justru akan menjadi relasi bisnis mantan atasan Anda….(ini banyak terjadi lho). Dan, menurut saya ini tidak akan membawa pengaruh buruk terhadap hubungan Anda secara pribadi.

1. Usaha apa yang tepat dengan modal 5 juta
Beberapa prinsip sukses berbisnis adalah:
a. Menjawab kebutuhan
b. Memiliki segmentasi pasar yang luas
c. Anda (selaku pemilik) mencintai bisnis tersebut.
Nah, sekarang coba deh, di check list terlebih dlu, di mana Anda akan membuka usaha dan apa kira-kira kebutuhan paling banyak dilokasi tersebut. Misalnya, lingkungan di mana Anda ingin membuka usaha adalah lingkungan perkantoran maka usaha warung makan sangat potensial. Karena pangsa pasarnya sangat jelas dan luas. Dengan modal 5 juta saya rasa cukup buat Anda membuat sebuah gerobak/konter kecil dan beberapa set meja-kursi makan plus satu tenda kafe. Mulai saja dari makanan-makanan yang praktis dan tidak merepotkan. Seperti mi ayam, soto ayam, atau bakso.
Mulai saja dari yang paling mudah Anda jalankan dan Anda menyukai kegiatan tersebut. Yang penting saran saya. Sekecil apa pun usaha awal Anda:
a. Tetaplah bercita-cita besar bahwa suatu saat warung tenda Anda akan menjadi restauran besar.
b. Dari awal langsung saja Anda bikin nama/merk dagang.
c. Lakukan pencatatan keuangan secara rapi sejak hari pertama bisnis dijalankan.
d.Pisahkan keuangan pribadi dengan keuangan usaha sejak awal usaha akan dijalankan.
e. Bikin kartu nama dan berikan kepada setiap orang yang Anda jumpai. Pede aja walaupun usaha Anda masih kecil.
f. Perluas pergaulan Anda dengan komunitas-komunitas pengusaha, karena kesuksesan Anda juga bergantung pada dengan siapa Anda bergaul sehari-hari. Jika Anda ingin jadi pengusaha, mulailah bergaul dengan para pengusaha sukses. Insya Allah Anda pun akan mengikuti kesuksesan mereka.

Selamat mencoba!!!

22/08/2008

Tanya Jawab Rubrik Konsultasi Bisnis
(Konsultan Bisnis: Ariyanto M.B.—penulis Modal Dengkul, Untung Sebakul)

Topik 1:
Ide Bisnis Untuk Karyawan Tambang

Pak Ariyanto saya Prasetya Kurniawan umur 19 tahun dan sangat tertarik dengan buku Anda  “Modal Dengkul, Untung Sebakul”. Saya seorang pekerja di sebuah perusahaan pertambangan di Kaltim. Hari demi hari saya, berjalan begini: 5 minggu di Balikpapan, 4 bulan di tambang, 2 minggu cuti, dan pulang ke Jawa.

Menurut Anda, bisnis apa ya yang cocok untuk saya? Saya mempunyai gaji  2,5 juta per bulan, saya mempunyai keinginan untuk membuka bisnis kaus, dan jaket yang disablon dengan gambar unit truck besar, atau gambar tambang yang menjadi ciri khas dari tambang tersebut, di tambang ada banyak sekali karyawan ± 1200 karyawan. Jujur saja, saya tidak selamanya pengen bekerja sebagai karyawan tambang. Bagaimana saya harus memulai bisnis ini, saya tidak mempunyai relasi, tidak punya informasi tentang bagaimana saya mendapatkan kaus, dan menyablonnya. Bagaimana ya Pak? Terima kasih salam sukses…

Prasetya Kurniawan
 pras_smg@yahoo.com

Jawaban Topik 1:
Wah Anda ini termasuk orang hebat yang memiliki tekad dan kemauan kuat untuk maju dan berkembang. Di luar sana cukup banyak lho orang yang tidak memiliki keberanian seperti Anda. Yang pertama, saya salut karena Anda mau bekerja di tempat yang tidak semua orang mau melakukannya (di pertambangan yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota) dan yang kedua,  saya juga salut, karena Anda memiliki keinginan dan pemikiran untuk lebih mandiri dengan jalan berwirausaha di kemudian hari (walaupun saat ini sudah dalam kondisi “aman” secara finansial). Kedua hal itulah modal terbesar yang Anda miliki.

Dengan pola kerja seperti di atas, Anda sebenarnya bisa menjalankan dua jenis usaha sekaligus. Yaitu Anda berinvestasi ke sebuah usaha yang tidak membutuhkan kehadiran Anda secara fisik setiap hari. Anda bisa memilih beberapa jenis usaha yang tidak harus selalu Anda tungguin dan tidak perlu sering di kontrol oleh Anda. Dan yang kedua, Anda memanfaatkan waktu-waktu longgar di sela-sela pekerjaan ditambang untuk bekerja sambil berbisnis. Untuk usaha yang di tempat tinggal Anda pilihlah jenis-jenis usaha yang tidak terlalu rumit untuk dilakukan. Misalnya, jika tempat tinggal Anda di Jawa dekat dengan area kampus maka Anda bisa berinvestasi dengan membeli sebuah mesin cuci (tidak harus yang super canggih dan tidak harus baru) kemudian Anda buka usaha “Laundry Mahasiswa”. Anda bisa rekrut tetangga yang selama ini bekerja menjadi buruh cuci (mencuci baju dari rumah-ke rumah). Haruskan dengan sistem gaji??? Tidak harus!!! Ini disebabkan Anda bisa menerapkan sistem bagi hasil, di mana Anda sebagai pemilik order mendapatkan 40% dan yang mencuci dapat 60%. Itu jika dia mencucinya menggunakan mesin cuci yang Anda miliki. Nah, sekarang jika dia mencuci dirumahnya sendiri (pekerjaan dibawa pulang) maka bagi hasil 70% buat yang mencuci dan 30% buat Anda sudah cukup adil. Agar usaha tersebut berjalan lancar, Anda harus menerapkan sistem “jemput bola”, yaitu mengambil cucian ke kamar-kamar kost mahasiswa. Caranya???, cukup pasang papan nama/spanduk bertuliskan  “Terima Cuci Pakaian & Perlengkapan Mahasiswa/i” Cukup SMS barang kami ambil!!!  Nah, kemudian Anda juga harus memberikan service yang berbeda dengan tempat laundry lain. Misalnya, Anda ”mengampanyekan” bahwa bisnis Laundry Anda siap mencuci pakaian dan barang mahasiswa/i dalam kondisi apapun.  Cukup banyak kan, mahasiswa/i yang berbulan-bulan nggak pernah mencuci sprei atau sarung bantalnya?, nggak jarang juga mahasiswa/i yang hobby tracking hanya menaruh sepatu, celana dan baju penuh lumpur di pojok kamar mandi hingga baunya menyebar kemana-mana. Atau bahkan mereka yang hobi merendam pakaian kotor hingga berhari-hari tanpa dicuci  (mungkin karena sibuk kuliah ). Ini adalah kondisi riil yang jika kita mau ”jeli” penuh dengan peluang bisnis. Nah, mereka pasti nggak pede kalau harus ke tempat laundry umum  dan juga agak malas kalau terlanjur bau dan menumpuk. Inilah peluang yang harus Anda tangkap!!! Bisnis Laundry Mahasiswa sekadar contoh aja, Anda juga bisa  berbisnis yang lain seperti: Pusat Informasi Kost dan Kontrakan, Pengetikan Skripsi, Papper, dll (cukup bermodalkan 1 unit komputer + 1 printer seharga 1½ juta saja) dan masih banyak lagi ide bisnis yang lain. Jadi, Anda tinggal rekrut satu orang yang Anda percaya untuk mengurus bisnis tersebut. Dan, Anda tetap bisa tenang bekerja di pertambangan.

Ide Anda untuk berbisnis kaus bagi karyawan tambang memang bagus, tetapi menurut saya sifatnya hanya insidensial saja. Ya…, katakanlah, Anda memproduksi 1.000 kaus seperti yang Anda maksud. Saya juga optimis bahwa sebagian besar dari rekan-rekan kerja Anda mau membelinya. Namun, itu tidak bisa diharapkan mereka akan membeli dan terus membeli kaus Anda. Kecuali jika Anda selalu berinovasi membuat produk dengan logo dan gambar baru setiap 2-3 bulan sekali. Jika Anda serius, saya bisa hubungkan Anda dengan relasi saya yang selama ini memproduksi kaus. Anda tinggal pesan warna, gambar, dan ukurannya. Barang akan langsung dikirim ke alamat Anda. Namun, dari sisi bisnis, saya lebih menyarankan Anda juga memiliki usaha yang perputarannya modalnya cepat, carilah jenis produk yang membuat orang selalu butuh untuk melakukan pembelian secara berulang dan terus menerus. Misalnya, Anda mencari obat-obatan tradisional (herbal) khas dari Jawa yang kemudian Anda jual di lokasi pertambangan. Yah, semacam suplemen makanan lah. Yang bisa menunjang kemampuan fisik dan pikiran para pekerja. Saya yakin, jika produk ini yang Anda jual. Maka bisnis sampingan Anda akan lebih cepat berkembang dan cita-cita Anda untuk tidak selamanya bekerja di tambang akan lebih cepat tercapai.

— Jakarta, 15 Agustus 2008 —


Read More

You can also sellect color codes via admin theme options

That is some options to demo for you.

X