Pertanyaan:
Yth Mas Ari,
Saya Vita (21 th), seorang mahasiswi ekstensi program sastra Inggris S1 di sebuah universitas negeri nomer wahid di kota Semarang. Akhir-akhir ini saya kepikiran buat bikin bisnis. Apalagi setelah membaca buku Modal Dengkul, Untung Sebakul saya semakin optimis untuk mulai. Terkait hal ini saya ada beberapa pertanyaan berikut
1. Bisa nggak ya menjalankan usaha denga modal tiga juta saja?
2. Saya lemah dalam mengatur keuangan, kira-kira apa yang harus saya lakukan?
3. Bisnis home industry (misalnya: jualan bahan baku bakso) kan semakin menjanjikan. Tapi, sayangnya orangtua saya nggak rela kalau anaknya yang lulus S1 tapi malah dagang bakso. Gimana ya?
4. Lalu, bagaimana pula menghitung keuangannya, akuntansi saya kan nggak bagus?
Mohon solusinya ya. Terima kasih.
Vita, Semarang
(edan_marching@yahoo.co.id)
Jawaban:
Mbak Vita, senang sekali baca surat Anda. Wah.., wah.., banyak banget pertanyaan Anda. Oke…, saya jawab secara ringkas ya.
1. Mungkinkah memulai bisnis dengan modal kurang dari 3 juta?
Amat sangat mungkin Mbak.
Dalam prinsip Bisnis Modal Dengkul tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Jadi, asal ada niat dan kemauan semua yang kita inginkan pasti akan menjadi kenyataan. Terkait dengan permodalan, gunakan saja resep rahasia saya ya, yaitu: Kebutuhan harus menyesuaikan dengan modal, bukan modal yang harus menyesuaikan dengan kebutuhan.
Jika resep ini yang Anda gunakan maka dalam bisnis apa saja, Anda bisa lakukan dengan modal seminim mungkin dan bahkan bisa dimulai dari tidak punya uang sama sekali. Aplikasi dari resep saya tersebut adalah: Mbak tetapkan dulu berapa uang yang akan diinvestasikan untuk memulai usaha baru kemudian susun anggaran kebutuhan berdasarkan jumlah uang (modal) yang sudah ditetapkan. Banyak orang yang menghambur-hamburkan uang sebagai modal dan itu sangat tidak effektif. Itu terjadi karena mereka menggunakan resep sebaliknya, yaitu modal menyesuaikan dengan kebutuhan. Kalau prinsip ini yang digunakan maka modal berapapun banyaknya akan selalu terasa kurang. Dan, bahkan sebuah usaha yang sebetulnya bisa dimulai dengan uang 500 ribu tidak akan bisa jalan jika tidak tersedia uang 5 juta.
Nah, sekarang misalnya Mbak Vita punya uang 3 juta, saran saya tetapkan 50% nya (1,5 juta) sebagai modal awal dan simpan 50% (1,5 juta) sebagai dana cadangan. Jadi, walaupun punya uang 3 juta, tetapkan saja bahwa modal awal Anda hanya 1,5 juta. Yah, hanya sebesar itu! Setelah modal awal diketahui mulailah dengan menyusun anggaran belanja berdasarkan modal awal yang ditetapkan. Usahakan anggaran menyesuaikan dengan modal awal yang sudah ditetapkan. Gunakan prinsip efisiensi, misalnya perlengkapan masak yang tadinya harus beli, sementara pinjem dulu ke orangtua, perlengkapan makan (misalnya Anda ingin bisnis warung makan) beli saja yang harganya murah (beli di grosiran/pasar tradisional tidak harus di mal).
Untuk tempat, gunakan saya rumah Anda untuk memulai, atau cari temen yang punya tempat nganggur untuk disewa dengan pembayaran dibelakang atau bagi hasil saja. Untuk tenaga kerja, sementara dikerjakan sendiri atau mengajak orang yang ahli masak dengan sistem bagi hasil. Kalau itu yang dilakukan, maka modal berapa pun besarnya pasti cukup.
2. Saya lemah dalam hal pengelolaan keuangan gimana cara ngatasinya ?
Yang pertama kali harus dilakukan adalah menetapkan niat, bahwa Anda ingin sukses dan ingin usaha yang rintis cepat maju dan berkembang. Banyak orang yang tidak sukses bebisnis karena tidak mampu mengendalikan dirinya, tidak mengelola usahanya dengan benar. Oleh karena itu agar aman, Anda harus berusaha mencintai usaha Anda sendiri.
Dan yang kedua adalah Anda harus bermitra dengan orang lain yang bisa mengontrol Anda dan bisa Anda percaya. Misalnya semua uang tersimpan dalam rekening tabungan, berikan kartu ATM (tidak termasuk PIN) dan buku tabungan Anda kepada orang lain yang Anda percaya. Dengan demikian Anda tidak akan mudah tergoda untuk menarik uang dari mesin ATM sewaktu-waktu Anda inginkan. Dan, orang yang Anda percaya memegang kartu ATM juga tidak akan bisa menarik uang tanpa sepengetahuan Anda karena tidak memiliki nomor PIN-nya. Dia juga tidak bisa menarik dari buku karena membutuhkan KTP dan tanda tangan Anda. Menurut saya cara ini bisa Anda coba.
3. Orangtua nggak rela lihat anaknya yang sarjana hanya jualan bakso.
Kita memang tidak bisa memaksa orangtua atau siapa pun untuk setuju dengan pilihan hidup kita. Tapi, kita harus yakin bahwa orangtua pasti selalu ingin anaknya mendapatkan yang terbaik. Jadi, saran saya nggak usah sibuk menjelaskan dan bahkan sampai berdebat kusir soal pilihan hidup Anda menjadi tukang bakso. Cara paling jitu adalah mengajak keluarga Anda mengunjungi rumah makan bakso yang paling laris di kota Anda. Usahakan Anda sudah mengenal pemiliknya. Syukur-syukur pemiliknya juga manis dan sarjana seperti Anda.
Nah, ketika orangtua dan keluarga Anda sedang menikmati hidangan, ajaklah pemilik usaha tersebut menemui dan ngobrol dengan keluarga Anda. Mintalah dia cerita dari awal usaha hingga sukses. Kisah pertama kali menjalankan usaha hingga aset-aset yang sekarang dimilikinya serta berapa omzet nya per hari. Saya yakin, keluarga dan orangtua Anda akan tertarik untuk mendukung langkah Anda untuk memilih jalur usaha.
4. Tentang hitungan-hitunganan akuntansi yang rumit dan memusingkan.
Mbak Vita, menurut saya…, nggak usah deh berpusing-pusing mikirin hal-hal yang tidak kita mengerti. Misalnya menghitung nilai penyusutan, dll. Bikin saja rencana bisnis dan rencana keuangan yang Anda sendiri mengerti dan mudah untuk menjalankannya.
Untuk usaha-usaha skala mikro menurut saya tidak perlu dibuat Business Plan yang hebat. Bikin saja yang sederhana dan mudah dipahami oleh Anda sendiri dan orang lain yang akan Anda ajak bermitra. Banyak orang yang gagal memulai usaha karena sebetulnya hanya ingin membuka usaha kali lima, tetapi cara berpikirnya sudah seperti mau membangun sebuah mal. Saran saya sederhanakan pola pikir Anda dan lakukan mulai dari yang paling mudah dijalankan. Cara memulai boleh sederhana tapi cita-cita Anda terhadap usaha tersebut harus setinggi mungkin. Biarlah sekarang menjadi pedagang kaki lima, tetapi 5 tahun lagi harus jadi pengusaha rumah makan yang sukses.