Jauh sebelum orde baru, diskriminasi dan peminggiran kaum Tionghoa di Indonesia telah terjadi. Bermula sejak penjajah Belanda mencium bau keharmonisan antara penduduk pribumi dengan etnis Tionghoa. Belanda menyebut kedekatan mereka sebagai “duri.” Lewat politik devide et impera, aroma sengit yang berbau rasialis ditebarkan di antara penduduk setempat dengan etnis Tionghoa. Alhasil, hubungan antar penduduk setempat dengan etnis Tionghoa pun menegang dan merenggang. Bahkan sisa-sisanya masih terasa hingga kini.
Pasca kemerdekaan RI, tepatnya pada Maret 1963, kerusuhan anti Tionghoa terjadi di Cirebon hingga menjalar ke Bandung. Aksi kerusuhan anti-Tionghoa ini menjalar juga di Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Bogor, dan Sukabumi. Peristiwa 10 Mei di Bandung menyebabkan kerugian materiil 500 toko, ratusan juta rupiah dan puluhan mobil terbakar. Gerakan anti China (Germani) sempat juga menjalar di Purwokerto.
Di masa Orde Baru, pola-pola diskriminatif pun masih pekat terasa. Namun setalah dikeluarkannya Keppres No:6/2000 tentang pencabutan Inpres No:14/1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat China, etnis Tionghoa bisa bernapas lega. Keppres ini membuka lebar ruang kebebasan etnis Tionghoa untuk merayakan upacara keagamaan dan adat istiadat seperti Imlek, Capgomeh, dan sebagainya.
Politik rasial yang dirawat di beberapa zaman ini coba diceritakan ulang oleh Benny G. Setiono dalam bukunya Tionghoa dalam Pusaran Politik. Fakta sejarah dan politik yang berasal dari beragam peristiwa sejak kehadiran etnis Tionghoa hingga aksi-aksi kerusuhan yang berbau rasialis menjelang lengser Soeharto dijahit secara runut dalam buku ini.
Dalam buku setebal 1142 halaman ini, Benny menguraikan sisi lain yang belum terungkap soal etnis Tionghoa. Tentang pemberitaan etnis Tionghoa yang tidak berimbang– seperti halnya G30S/PKI–serta tentang kontribusi etnis Tionghoa pada Indonesia.
Benny G. Setiono adalah peraih Weirtheim Award tahun 2008. Weirtheim Award diberikan kepada mereka yang telah berkontribusi terhadap usaha Emansipasi Nasion Indonesia dalam arti yang seluas-luasnya. Hasil studi dan analisisnya yang terpenting kini diterbitkan kembali oleh TransMedia Pustaka berjudul TIONGHOA DALAM PUSARAN POLITIK. Sebuah buku yang mengungkap fakta sejarah tersembunyi orang Tionghoa di Indonesia.