Para pemilik bisnis biasanya akan memutar otak untuk menjalankan strategi sehingga produknya dapat bersaing, bahkan lebih unggul dari kompetitor–mulai dari nama, logo, harga, hingga strategi pemasaran produk. Secara khusus, arsitek, desainer, sekaligus penulis Raul Renanda pernah mengatakan, “Strategi pemasaran yang berbeda dari kompetitor akan menjadi peluang untuk membuka pasar lebih luas lagi”.
Para pemilik bisnis biasanya akan memutar otak untuk menjalankan strategi sehingga produknya dapat bersaing, bahkan lebih unggul dari kompetitor–mulai dari nama, logo, harga, hingga strategi pemasaran produk. Secara khusus, arsitek, desainer, sekaligus penulis Raul Renanda pernah mengatakan, “Strategi pemasaran yang berbeda dari kompetitor akan menjadi peluang untuk membuka pasar lebih luas lagi”.
Berikut ini adalah 5 strategi kreatif yang dilakukan oleh pengusaha terbaik dunia dalam mengembangkan bisnis.
Steve Jobs
Sangat sulit untuk berpikir kreatif jika tidak ada gairah untuk membuat kemajuan. Steve Jobs pernah berkata pada sekelompok pegawai, “Orang-orang dengan gairah dapat mengubah dunia menjadi lebih baik”. Perkataan ini merupakan salah satu prinsip yang dipercaya Steve Jobs untuk membangun kesuksesannya. Visi utama Jobs saat mendirikan Apple adalah untuk menempatkan komputer di tangan setiap orang. Ide kreatif ini mulai Jobs kembangkan setelah mendatangi tempat penelitian Xerox di Palo Alto, California. Menurut Jobs, teknologi tersebut memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan. Para peneliti Xerox tidak mengerti dengan ‘potensi’ yang dimaksud Jobs karena visi mereka terbatas. Mereka hanya berpikir bahwa Xerox hanya mampu memproduksi mesin fotokopi baru. Pandangan dan kreativitas inilah yang membuat Jobs berbeda. Baginya, dua orang dapat melihat satu objek yang sama, tetapi dapat menghasilkan persepsi berbeda jika kedua orang tersebut memiliki visi yang berbda. Pola pikir kreatif inilah yang membawa Jobs menuju kesuksesannya. Konsep berpikir ala Steve Jobs telah menginspirasi beberapa desain produk Apple. Hal inilah yang diakui oleh Jonathan Ive—salah satu desainer Apple. Saking sederhananya, produk iPad pun bisa dimainkan oleh anak berusia 2 tahun. Di Apple, inovasi berarti menghilangkan hal yang tidak perlu sehingga yang perlu dapat muncul dengan maksimal.
Bill Gates
Ide kreatif tidah hanya menjadi sebuah ide jika talenta tersebut mampu menghasilkan keuntungan dan kemudahan bagi banyak orang. Bill Gates—penggagas Microsoft ini ternyata memutuskan untuk meninggalkan Harvard demi mengejar impiannya. Kegemaran membaca buku memberikannya inspirasi untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat dan menghasilkan keuntungan bagi banyak orang. Ide kreatif pun muncul ketika Gates dan sahabatnya, Paul Allen, melihat cover majalah bergambar komputer mikro rakitan baru yang revolusioner Atlair 8080 (komputer kecil ini menjadi cikal bakal PC). Berkat cover majalah tersebut akhirnya Gates dan Allen sepakat untuk mendirikan sebuah perusahaan. Gates percaya bahwa komputer kecil tersebut mampu memberikan keajaiban bagi banyak orang. Ia memiliki komitmen sangat tinggi ketika mulai membangun Microsoft. Berjam-jam ia habiskan di depan komputer untuk mempelajari barang jualan yang tidak riil, yakni perangkat lunak. Hingga saat ini, Microsoft tetap mengembangkan jaringan bisnisnya, salah satunya Microsoft Press yang menerbitkan buku-buku tentang sistem operasi Microsoft. Salah satu kunci sukses Microsoft berada pada produk yang ditawarkannya, seperti Windows, MS Office, MSN, Internet Explorer, hingga era Windows Mobile seperti sekarang.
Henry Ford
Henry Ford seorang multimilioner pemilik pabrik mobil Ford pernah berkata, “Silakan Anda ambil seluruh harta saya. Dalam jangka 5 tahun saya akan dapatkan lagi harta itu seperti semula dengan ilmu dan pengalaman saya”. Kalimat dan keyakinan inilah yang membuat Henry Ford berada di puncak kariernya. Meski hanya lulusan SMA, Henry pantang menyerah untuk belajar. Ketika mendirikan Ford Motor Company pada 1914, ia membuat kebijakan yang dianggap kontroversial pada masa itu. Kebijakan tersebut adalah menaikan upah karyawannya sebesar $5 per hari. Padahal upah pekerja saat itu antara $2–$3 per hari. Keputusan ini tentu saja membuat banyak orang mengantri untuk bekerja di perusahaannya. Ini merupakan salah satu ide kreatif Henry Ford untuk mengembangkan produknya. Tidak hanya meningkatkan jumlah karyawan, strategi ini pun mampu meningkatkan produktivitas karyawannya.
Walt Disney
Bisa dikatakan Walt Disney merupakan icon hiburan saat ini. Setiap tahun Walt Disney hadir dengan inovasi baru dalam karya-karyanya. Sukses meluncurkan film Mickey Mouse tidak membuat Walt Disney cepat puas. Ada satu mimpi besar yang belum ia wujudkan. Ia ingin membuat taman hiburan yang berisikan karakter kartun dan digemari oleh keluarga di seluruh dunia. Mimpinya tercetus ketika ia bersama kakaknya—Roy Disney berjalan-jalan melihat karnaval dan sirkus. Pada 17 Juli 1955, taman hiburan tersebut akhirnya berdiri megah dan diberi nama Disneyland. Taman hiburan ini dijadikan Walt Disney sebagai media promosi untuk mengembangkan usaha lainnya seperti film, musik, dan jaringan media. Meski studio Disney sempat mengalami perpecahan, kesuksesan Walt Disney tetap dapat dipertahankan.
Lalu, apa yang menjadi rahasia kegeniusan kreativitas dari Walt Disney?
Walt Disney memiliki tiga sisi dalam menciptakan karya-karyanya, seperti the dreamer (sisi pemimpi), the realist (sisi nyata), dan the critic (sisi kritis). Dengan ketiga sisi inilah Walt Disney menempatkan dirinya sebagai sumber kreatif pada bisnisnya. Melalui ketiga sisi ini pula Walt Disney mampu melihat segala hal dari sisi pemimpi, sisi realistis, dan sisi kritis untuk mencapai hasil yang excellent.
Mary Kay Ash
Semangat pantang menyerah ditujukan oleh Mary Kay Ash ketika menghadapi maslah dalam hidupnya. Satu bulan menjelang peluncuran bisnisnya, Mary Kay harus menghadapi kenyataan bahwa sang Suami meninggal dunia. Mary Kay Cosmetics merupakan perusahaan kosmetik terkemuka yang produknya tersebar di seluruh dunia. Mary Kay menjalankan bisnisnya dengan sangat matang. Mulai dari materi, logo, desain produk, sampai promosi. Ia rajin memberikan rewards kepada karyawannya yang berprestasi. Beberapa konsumen diberi kesempatan untuk membeli produknya dengan harga grosir. Sistem penjualan yang Mery Kay lakukan mampu menarik para pedagang untuk membeli produk kepadanya untuk kemudian mereka jual kembali. Strategi kreatif yang Mary Kay lakukan menarik banyak perhatian dan memberikan keuntungan bagi banyak pihak. Mary Kay juga menekankan bahwa produk yang ia pasarkan tidak melibatkan hewan pada uji coba laboratorium. Salah satu selogan yang selalu ia katakan dan mampu memberikan semangat pada hidupnya adalah, “Tuhan yang pertama, keluarga yang kedua, dan karier yang ketiga”.
“Mencuri Kreativitas Desainer” karya Raul Renanda ini berisi tentang bagaimana kita mendapatkan ide kreatif, kemudian mewujudkannya menjadi langkah nyata. Dengan pendekatan 4 DESIGN ACTIONS, buku ini membantu Anda berinovasi dan mengembangkan bisnis dengan cara kreatif.